Sejumlah Warga Blitar Hidup dari Kepompong Ulat Jati, Dijual Ratusan Ribu per Kilogram
Sejumlah warga Blitar mengais rupiah dengan mengumpulkan entung atau kepompong ulat jati di Hutan Jati Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Memasuki musim hujan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sejumlah warga di Blitar, Jawa Timur.
Sejumlah warga Blitar mengais rupiah dengan mengumpulkan entung atau kepompong ulat jati di Hutan Jati Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Kepompong ulat jati banyak ditemukan di balik daun kering pohon jati yang jatuh ke tanah.
Salah satu warga yang ikut mencari entung adalah Supiah (42), warga Desa Kaligrenjeng, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Supiah bersama beberapa tetangganya harus menempuh jarak sejauh 18 kilometer dari rumahnya untuk mencari entung di Hutan Jati Lodoyo di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
"Tadi sampai sini (Hutan Jati Lodoyo) sekitar pukul 08.00 WIB. Berangkat rombongan naik sepeda motor,"
"Dari Wonotirto ada 25 orang yang berangkat cari entung di sini," kata Supiah.
Ibu dua anak itu bersama tetangganya sudah tiga hari ini mencari entung di Hutan Jati Lodoyo.
Biasanya, mereka mencari entung mulai pukul 08.00 WIB sampai menjelang sore pukul 14.00 WIB.
"Dapatnya tidak tentu, setengah hari kadang dapat tujuh ons sampai satu kilogram," ujarnya.
Baca juga: VIRAL Bocah SD Pamer Bekal Ulat Sagu Goreng, Respons Guru dan Netizen Bikin Salfok
Tiap masuk musim hujan, Supiah memang rutin mencari entung di Hutan Jati Lodoyo.
Ibu rumah tangga itu mencari penghasilan tambahan dengan menjual entung jati.
Harga entung jati mencapai Rp 100.000 sampai Rp 125.000 per kilogram.
Harga itu setara dengan harga daging sapi.