Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gagal Jadi Caleg, Pria ini Nyalakan Petasan di Menara Masjid, Satu Nenek Meninggal Diduga Kaget

Caleg di Subang, Jawa Barat, nekat nyalakan petasan di menara masjid usai kalah di pemilu 2024 hingga membuat satu nenek meninggal dunia karena kaget.

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Gagal Jadi Caleg, Pria ini Nyalakan Petasan di Menara Masjid, Satu Nenek Meninggal Diduga Kaget
ist
Kolase foto seorang caleg di Subang menyalakan petasan di siang bolong di atas menara masjid setelah kecewa kalah dari pendatang baru. 

TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan aksi seorang calon legislatif (Caleg) menyalakan petasan usai perolehan suaranya tak sesuai harapan di Pemilu 2024, viral di media sosial.

Dalam video yang beredar di luas di media sosial, memperlihatkan caleg yang mengenakan baju hitam dan topi silver itu tampak semringah usai petasan yang ia siapkan sudah dinyalakan.

Diketahui, caleg dan tim suksesnya (timses) tersebut menyalakan petasan di sebuah menara masjid, dikutip dari tayangan YouTube Tribun Jabar.

Belakangan diketahui peristiwa tersebut terjadi di Dusun Sengon, Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat.

Caleg bernama H Ahmad Rizal yang berasal dari NasDem itu sengaja menyalakan petasan di menara masjid karena kalah dari rekan separtainya, Harungi Alvi.

Aksi Rizal tersebut membuat seorang nenek bernama Dayeh (60) meninggal dunia.

Sebelum meninggal dunia, Dayeh sempat dirawat di rumah sakit karena drop setelah mendengar suara petasan di sekitar rumahnya.

Berita Rekomendasi

Dayeh diduga memiliki riwayat penyakit jantung.

Usai mendengar suara petasan tersebut, nenek berusia 60 tahun itu mengalami penurunan kondisi.

Sebab, suara petasan itu disebut cukup keras dan dinyalakan oleh Ahmad Rizal beserta timsesnya selama beberapa hari.

Tetangga korban, Daspin, mengatakan Dayeh sempat dibawa ke beberapa rumah sakit.

Baca juga: Akses Jalan 2 Desa di Ende NTT Ditembok Timses Akibat Caleg yang Didukung Gagal Lolos

Namun, saat itu beberapa rumah sakit yang dituju penuh dan berujung Dayeh tak mendapat pelayanan.


Akhirnya, ia dibawa pulang dan menjalani perawatan di wilayah Sukamandi selama dua hari sebelum meninggal dunia di rumahnya pada Sabtu (24/2/2024)  sore sekitar pukul 16.00 WIB.

“Memang sudah sakit pada awalnya, malam diinfus. Saat malam mendengar suara petasan kaget, besar banget."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas