Bripda AIR Meninggal Saat Orientasi Brimob Polda Sultra, Orangtua Ungkap Kejanggalan Ini
Keluarga menduga Bripda AIR meninggal tak wajar karena catatan medisnya selama dirawat di RS Bhayangkara Kendari tidak disampaikan
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Bripda AIR, bintara remaja Polda Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) meninggal dunia disebutkan karena demam berdarah dengue (DBD).
Namun, keluarga menduga korban meninggal tak wajar karena catatan medis korban selama menjalani perawatan tidak disampaikan pihak RS Bhayangkara Kendari.
Orangtua Bripda AIR, PA mengatakan, pihaknya menerima laporan bahwa anaknya masuk Rumah Sakit Bhayangkara Kendari setelah dua hari menjalani perawatan di Klinik Brimob Polda Sultra.
Baca juga: Polisi Hari Ini Gelar Rekonstruksi Kasus Penenggelaman Anak Tyasmara ke Kolam Renang
Bripda AIR merupakan bintara remaja angkatan 50 yang menjalani masa orientasi di Satuan Brigade Mobil atau Sat Brimob Polda Sultra.
Ia dikabarkan menjalani perawatan di RS Bhayangkara pada 25 Januari 2024 setelah dua hari dirawat di klinik karena kondisi kesehatannya menurun.
"Waktu dibawa ke rumah sakit baru kami diinfokan setelah beberapa hari dirawat di klinik. Saya tanya dokter katanya suspek DBD," ujar PA saat diwawancarai, Selasa (27/2/2024).
Saat itu, dokter jaga RS Bhayangkara menyebut Bripda AIR gejala DBD karena kondisi HB darahnya menurun berada pada angka 65 saat dibawa ke rumah sakit.
PA menyebut kondisi kesehatan anaknya itu lemas dan mengaku pusing-pusing. Saat dirawat kondisi HB darahnya naik ke angka 99.
"Kemudian saat di angka HB darahnya 99, petugas sama dokter yang jaga mau kembalikan anak saya ke Klinik Brimob usai dirawat di sana," ujarnya.
PA sempat mempertanyakan tindakan petugas medis sehingga memindahkan perawatan sang anak ke Klinik Brimob dengan kondisi masih lemas.
"Saya tanya mereka dengan kondisi HB 99 masa sudah dipaksa pindah dirawat di klinik, tapi mereka jawabnya mengkuti arahan pimpinan," ungkapnya.
Baca juga: Tersandung Pelecehan Seksual, Rektor Universitas Pancasila Diminta Kooperatif ke Polisi
Selama menemani Bripda AIR di rumah sakit, PA menemukan kejanggalan setelah anaknya itu sempat mengeluhkan sakit di bagian pinggang.
"Waktu saya pegang pinggang dia bilang sakit, saya tanya juga kamu dipukul kah nak waktu orientasi? Tapi dia jawab tidak dan dia bilang selama orientasi mereka tidak diapa-apakan," jelas PA.
Setelah hampir sepekan dirawat, Bripda AIR yang belum pulih dipulangkan ke Klinik Brimob.
Keesokan hari Jumat (26/1/2024) subuh, bintara remaja berusia 19 tahun itu kembali dilarikan ke RS Aliyah karena kesehatan kembali menurun.
Baca juga: Soal Wanita Muda Diduga Dibunuh di Kediri, Polisi Ungkap Hasil Autopsi hingga Sosok Terduga Pelaku
PA mengatakan saat di RS Aliyah itu, dia dikabarkan bahwa anaknya itu sudah meninggal dunia dengan kondisi darah yang keluar dari mulut dan hidung.
"Saya dikabarkan kalau anak saya sudah meningga di RS Aliyah 3, kami tidak tahu meninggalnya apakah masih di klinik atau sudah di rumah sakit, karena sampai sekarang juga belum ada yang menyampaikan," ungkap PA. (*)
Penulis: Laode Ari
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Orangtua Bripda AIR Ungkap Kronologi Kematian Anaknya Saat Orientasi di Sat Brimob Polda Sultra