Orang Tua Indriana Tak Menyangka Didot Tega Bunuh Putrinya: 'Dia Sering Buka Puasa Bareng di Rumah'
Endang Tatik tak pernah menyangka Didot Alfiansyah tega membunuh putrinya, Indriana Dewi Eka Saputri.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Endang Tatik (54) tak pernah menyangka Didot Alfiansyah tega membunuh putrinya, Indriana Dewi Eka Saputri.
Padahal Dodit merupakan kekasih dari Indriana.
Bahkan Dodit kerap berkunjung ke rumahnya sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.
"Saat bulan puasa juga si DA (Didot) sering ke rumah buka puasa bareng. Gak kepikiran saja bisa melakukan itu," kata Endang.
Baca juga: Devara, Caleg Otak Pembunuhan Indriana Disebut Beli iPhone Pakai Uang Hasil Penjualan Barang Korban
Ayah Indriana, Mohamad Roi (56) dan ibunya Endang Tatik mengaku Indriana menjalin kasih dengan Didot Alfiansyah sudah cukup lama.
Mohamad Roi hanya ingin para pelaku diberi hukuman setimpal.
Terlebih mereka telah menghilangkan nyawa putri kesayangannya dengan cara sadis.
"Saya berharap hukuman yang setimpaluntuk pelaku. Kalau bisa hukuman mati," kata Mohamad Roi kepada TribunJakarta.com, Senin (4/3/2024).
Didot tega membunuh kekasihnya Indriana hanya karena menuruti permintaan kekasihnya yang lain, Devara Putri Caleg DPR RI dari Partai Garuda.
Pembunuhan itu terjadi di Bukit Pelangi, Kabupaten Bogor pada Selasa (20/2/2024).
Devara Putri merupakan otak pembunuhan di Bogor yang menewaskan Indriana.
Devara Putri cemburu lantaran kekasihnya, Didot Alfiansyah menjalani hubungan dengan Indriana.
Devara Putri pun meminta Didot untuk membunuh Indriana.
Baca juga: Mimpi-mimpi Indriana untuk Orangtua Sirna seusai Dibunuh Caleg DPR: Ibu Harus Lihat Indri Sukses
Didot kemudian setuju dan meminta eksekutor bernama Muhammad Reza Swastika untuk melakukan pembunuhan.
Jasad Indriana kemudian dibuang para pelaku di jurang kawasan Kota Banjar empat hari setelah dibunuh.
Indriana tak meninggalkan kesan yang buruk di mata keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.
Orang tua merasa kehilangan lantaran Indriana merupakan sosok yang baik dan berbakti.
"Sayang sama orang tua, perhatian sama orang tua," sambung Endang.
Indriana bekerja sebagai marketing di perusahannya sekarang sejak 2019 lalu.
Sejak saat itu pula Indriana memiliki mimpi besar untuk membahagiakan orangtuanya, yakni membelikan rumah.
"Dulu baru lulus SMK langsung les marketing terus kerja di tempat sekarang. Kalau berangkat kerja biasa jam 06.30 WIB, selama kendaraan enggak ada saya yang antar jemput," kenang Endang.
Orang tua korban berharap, Didot, Devara, dan Reza yang sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Namanya anak saya (sudah) enggak ada. Kita mau paksa bagaimana ya kita mengikuti saja prosedur hukum yang ada. Kalau bisa ya hukum yang seberat-bertanya," tutur Endang.
Baca juga: Ibunda Korban Pembunuhan Caleg DPR RI: Anak Saya Itu Nyawa Saya, Satu-satunya
Mimpi Indriana yang Tak Terwujud
Indriana ternyata menyimpan mimpi-mimpi untuk orang tua, diri sendiri, dan lingkungan sekitar.
Keinginan itu disimpan tepat di atas tempat tidurnya di kontrakan yang terletak di RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Ada lima harapan besar yang dituliskan Indriana Dewi.
Namun belum sempat terwujud keinginan tersebut, Indriana meninggal dunia di tangan Caleg DPR RI bernama Devara Putri Prananda yang cemburu buta.
Pada bagian atas papan tersebut tertulis Bismillahirrahmanirrahim, dan di bawahnya tercantum cita-cita Indriana membahagiakan kedua orangtuanya diawali kata dream atau mimpi.
"Ibu (punya) rumah (di) Jawa (Rp 100 juta). Punya rumah sendiri (Rp 1,5 M). Pajero Sport (2020)," tulis Indriana sebagaimana terlihat pada papan tulis di unit kontrakannya, Senin (4/3/2024).
Meski ketiga cita-cita yang ditulis menggunakan spidol berwarna pink kini mulai tampak pudar seiring berjalannya waktu, tapi asa dan semangat Indriana tak pernah pudar.
Tepat di bawah tiga goresan cita-citanya itu, Indriana menuliskan kalimat ukuran lebih besar menggunakan tinta berwarna biru yang isinya ingin membuat sang ibunda bahagia.
"Buat ibu bahagia dan bangga. Ibu harus lihat Indri sukses, untuk ibu," ujar tulis Indriana.
Sementara pada kalimat selanjutnya tertulis motivasi yang ditujukan untuk Indriana sendiri, isinya bahwa dia dapat membuktikan diri dan bukan orang yang dapat diremehkan.
Terlihat pada bagian sisi kiri papan tulis yang berisi target kerjanya sebagai marketing bahwa dia harus mendapat investor agar dapat membuktikan diri lewat hasil kerjanya.
"Semangat Indriana. Doa dan usahanya kencengin," tulis Indriana.
Tidak hanya ingin membahagiakan orangtuanya, masih pada papan tulis yang tergantung di atas tempat tidur Indriana juga menuliskan cita-citanya untuk membangun sebuah masjid.
Papan tulis ini masih tergantung pada unit kontrakan tempat dia bersama kedua orangtuanya tinggal, Roi yang bekerja sebagai tukang ojek dan Endang sebagai ibu rumah tangga.
"Bangun masjid," tulis Indriana.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sosok Didot Alfiansyah di Mata Orangtua Indriana Dewi, Ternyata Sering Kunjungi Rumah Korban