Raup Rezeki di Bulan Suci, Perajin Rebana dan Bedug di Blitar Pesanannya Tak Pernah Sepi
Bulan suci Ramadan nampaknya membawa berkah ke perajin rebana dan bedug di kelurahan Sentul, Kapanjenkidul, Kota Blitar, Jawa Timur.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Bulan suci Ramadan nampaknya membawa berkah ke perajin rebana dan bedug di kelurahan Sentul, Kapanjenkidul, Kota Blitar, Jawa Timur.
Suparno (53) pesanannya tak pernah sepi saat bulan Ramadan 2024 ini.
Bahkan pesanannya selalu meningkat saat Ramadan tiba.
"Alhamdulilah, produksi khususnya rebana dan bedug selalu ada peningkatan di bulan Ramadan," kata Suparno ditemui di rumahnya, Selasa (19/3/2024).
Teras depan rumah Suparno terlihat penuh dengan tumpukan rebana dan kendang baik yang sudah jadi maupun yang masih setengah jadi.
Sebagian rebana yang sudah jadi terlihat disimpan di rak di ruang tamu rumahnya. Sebagian lagi terlihat berjajar di lantai ruang tamu.
Di teras samping kiri rumah juga terlihat tumpukan kendang jimbe. Di antara tumpukan kendang jimbe terdapat sejumlah bedug yang masih setengah jadi.
Satu pekerja Suparno tampak memberikan lapisan pernis pada kayu bagian luar bedug. Ia berkali-kali mengoleskan pernis pada bedug.
Sedang satu pekerja lagi sedang memasang kulit rebana di bagian belakang rumah Suparno.
"Bahan pembuatan rebana dan bedug masih ada yang belum datang, akhirnya pekerja yang masuk hanya beberapa saja," ujar bapak satu anak itu.
Suparno mengatakan, pesanan rebana dan bedug memang meningkat di momen Ramadan ini.
Selama Ramadan ini, Suparno sudah mendapat pesanan 8 unit bedug. Satu unit bedug, ia jual dengan harga Rp 10 juta.
Bedug produksi Suparno menggunakan bahan kayu mahoni. Ia memilih menggunakan bahan kayu mahoni karena barangnya masih mudah didapat.
Proses pembuatannya juga lumayan lama, satu bedug bisa membutuhkan waktu sekitar 20 hari.
"Pesanan rebana juga meningkat lumayan banyak. Banyak grup hadroh yang pesan rebana dalam bentuk set-setan," katanya.
Satu set rebana biasanya terdiri atas sembilan item, yaitu, empat rebana, dua teplak, satu tam, satu darbuka dan satu bas.
Satu set rebana milik Suparno biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 2,8 juta. "Harga itu sudah untuk kualitas bagus," ujarnya.
Suparno merasa bersyukur pesanan rabana dan bedug meningkat di momen Ramadan.
Peningkatan pesanan rabana dan bedug bisa untuk menutup menurunnya produksi kendang jimbe milik Suparno saat Ramadan.
Selain memproduksi rebana dan bedug, Suparno juga memproduksi kendang jimbe. Produksi kendang jimbe milik Suparno biasanya juga diekspor ke China.
Tiap momen Ramadan, biasanya pesanan kendang jimbe di tempat Suparno ikut menurun.
"Di saat pesanan kendang jimbe turun, pesanan rebana dan bedug meningkat. Ini menjadi berkah Ramadan bagi saya," kata pria yang sudah hampir 20 tahun menjadi perajin kendang itu.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pendapatan Perajin Rebana dan Bedug di Blitar Meningkat, Kebanjiran Pesanan di Bulan Ramadan