Warga Undaan Kudus Plester Kaca Jendela, Sebut Antisipasi sebelum Pawai Sound Horeg
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya persiapan pawai sound horeg yang akan dilakukan saat malam takbiran di Desa Klutuk.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Iuran warga dari pemuda juga para orang tua ikut membayar, kalau masyarakat yang tidak mampu kami tidak bebankan," katanya.
Sementata itu, Kepala Desa Kutuk, Supardiyono saat dihubungi mengatakan malam takbiran menyambut hari raya Idulfitri tahun 2024 ini diperkirakan meriah.
Ada 20 masjid musala akan mengikuti kirab keliling Desa Kutuk pada malam takbiran lusa.
"Rencana kegiatan di Desa Kutuk lebih meriah dibandingkan dengan kemarin, karena kemarin masih ada batasan-batasan karena kendala Covid, untuk tahun ini peserta takbir keliling diikuti oleh 20 masjid musala," ungkap Supardiyono ditemui di lokasi.
Dia mengatakan biaya mendatangkan sound horeg murni dari swadaya masyarakat.
Warga iuran untuk mendatangkan sound yang harganya Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.
"Itu sewanya ada yang Rp 30 juta, ada yang Rp 50 juta, rata-rata Rp 50 jutaan, itu biaya dari swadaya dari iuran pemuda itu sendiri di masing kelompok masjid dan musala," kata dia.
Selain kirab sound horeg dan ogoh-ogoh, kata dia juga ada pesta kembang api.
"Rencana juga ada kembang api malam penyematan pembukaan ada pesta kembang api, kalau kembang api Rp 100 juta dari dermawan di desa ini," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Antisipasi Pecah, Warga Kutuk Kudus Lakban Jendela Kaca Sebelum Pawai Sound Horeg