Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal saat Seleksi Paskibraka, Pingsan dan Kejang usai Lari 12 Menit
Seorang siswi di Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia saat mengikuti seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten pada Jumat (19/4/20240).
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia saat mengikuti seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Jumat (19/4/2024).
Korban bernama Kayla Nur Syifa (16), siswi SMAN 1 Cisaat ini meninggal setelah pingsan saat berolahraga lari selama 12 menit dalam tes fisik Kesamaptaan di Lapangan Cangehgar, Palabuhanratu Jumat pagi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Tri Romadono kepada TribunJabar.id.
Dia mengatakan, awalnya korban mengikuti sarapan pagi sesuai SOP seleksi.
Sarapan dilakukan di GOR Palabuhanratu, saat itu korban berbaris rapi dengan peserta lain untuk sarapan pagi.
"Kemudian menuju Lapangan Cangehgar untuk pelaksanaan test Kesamaptaan yang bersangkutan nomor dada 066," kata Tri saat dikonfirmasi awak media.
Padahal, diungkapkan pihak penyelenggara seleksi Paskibraka Tingkat Kabupaten Sukabumi, Kayla memenuhi syarat setelah lolos dari serangkaian tes kesehatan.
Saat tes Kesamaptaan, korban juga tidak mengeluh sakit kepada panitia sehingga dia tetap mengikuti tes lari itu bersama peserta lain.
"Adapun almarhumah hasil tes kesehatan awal bagus dan dinyatakan lolos, tinggi badan bagus, postur bagus, kemudian ngikutin tahap kedua hari Kamis kemarin, yaitu parade sifatnya baris berbaris, bagaimana sikapnya si anak bagus, dinilai oleh panitia, kemudian lolos, lari ke test kesamaptaan tadi pagi," ujar Tri.
Namun, pada putaran ketujuh, Kayla jatuh pingsan di lintasan lari saat akan beristirahat.
Korban kemudian mengalami kejang-kejang saat ditangani petugas medis.
Baca juga: Siswi SMAN 10 Cisaat Meninggal Dunia Saat Seleksi Paskibraka Tingkat Kabupaten Sukabumi
"Lari lah beserta peserta yang lain, setelah 12 menit yang bersangkutan sepertinya keluhan itu tidak disampaikan ke panitia, mungkin ada keinginan untuk terus ikut mungkin kelelahan atau bagaimana, kemudian pingsan, kemudian kejang-kejang, terus ditangani medis kan kita selalu didampingi medis ya dalam tahapan-tahapan itu," terangnya.
Korban pun akhirnya dibawa ke RSUD Palabuhanratu tetapi nyawa korban tidak tertolong.
"Terus ke rumah sakit dan innalilahi wainnalaillahi kita turut duka cita, ini baru pengalaman pertama ya, mohon untuk teman-teman bisa memahami kondisinya," kata Tri.