Viral Bocah SD di Sampang Bertunangan, Orang Tua Penuhi Nazar 8 Tahun Lalu: Bertemu Besan di Mekkah
Sebuah video yang memperlihatkan prosesi pertunangan sepasang bocah di Sampang, Madura, menjadi viral di media sosial.
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan prosesi pertunangan sepasang bocah di Sampang, Madura, Jawa Timur menjadi viral di media sosial.
Dalam video tersebut, direkam pada sebuah acara layaknya perkumpulan keluarga di teras rumah.
Kemudian, bocah perempuan keluar dari ruangan dan menyalami satu per satu tamu undangan.
Sementara, si bocah laki-laki tampak asyik sendiri di halaman rumah.
Selama prosesi pertunangan berlangsung, si bocah perempuan itu duduk di samping seserahan yang merupakan pemberian dari pihak laki-laki.
Video tersebut, menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @vandy.pingkyboy.
Orang tua angkat bicara
Zahri (45) selaku ayah bocah perempuan memberi klarifikasi terkait prosesi pertunangan anaknya di usia dini.
Suami dari Zainab (35) itu mengaku berniat memenuhi nazar yang sudah lama dia janjikan bersama sang istri.
Warga Desa Dharma Camplong, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Jawa Timur itu menceritakan awal pertemuannya dengan calon besan hingga nazar itu bermula.
Dikutip dari Kompas.com, Zahri mengungkapkan pernah bertemu dengan familinya Moh Zahri dan Zulaiha di Mekkah.
Baca juga: Viral Bocah SD di Sampang Tunangan, BKKBN Jatim Datangi Rumah Keluarga dan Beri Sosialisasi
Pertemuan itu terjadi saat kedua pasutri itu melaksanakan ibadah haji pada 8 tahun yang lalu.
Lantaran, tak ingin putus silaturahmi karena puluhan tahun tak bertemu, kedua pihak pun sepakat untuk tetap berhubungan dengan cara menjodohkan anak-anak mereka.
"Di Baitullah, kami bernazar bahwa anak saya akan dijodohkan dengan anak famili saya yang bertemu di Mekkah 8 tahun yang lalu," ujar Zahri saat ditemui di rumahnya, Senin (22/4/2024).
Dia mengenang, saat itu istrinya sedang hamil tua, begitu pula dengan Zulaiha.
Tiba waktu persalinan, keduanya memutuskan pulang ke kampung halaman setelah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) Arab Saudi sebagai pelayan jemaah haji.
Setelah melahirkan, Zainab kembali lagi ke Arab Saudi dan anak diasuh oleh adik kandungnya, Nikmah (31).
"Sejak lahir itu, anak saya sudah dianggap menantu oleh calon besan saya karena anak saya perempuan, sedangkan anak calon besan saya laki-laki," kata Zahri.
Sejak pertunangan tidak resmi itu, keluarga besan sering mengirimkan berbagai jenis pakaian kepada anak Zahri, terutama saat menjelang Lebaran.
"Semua pemberian dari besan diberikan kepada anak saya yang sehari-hari diasuh adik ipar saya. Sedangkan saya dan istri melanjutkan pekerjaan di Mekkah," lanjutnya.
Seiring berjalannya waktu, keluarga calon besan ingin meresmikan pertunangan anaknya.
Zahri melanjutkan, dalam acara pertunangan yang dilakukan pada Kamis (18/4/2024), jumlah keluarga besan sebanyak 70 orang laki-laki dan perempuan.
Padahal, menurut rencana hanya ada 20 orang yang akan datang.
Meskipun melampaui persetujuan, Zahri melayani tamu-tamu apa adanya.
Baca juga: Viral TKW asal Madiun Robohkan Rumahnya Sendiri, Diduga Suami Menikah dengan Orang Ketiga
Yang membuat Zahri meneteskan air mata, saat anaknya disuruh bersalaman kepada keluarga tunangannya satu per satu.
Tanpa rasa takut, tanpa rasa malu dan dilakukan dengan gembira, semuanya disalami.
Momen itu kemudian divideokan dan viral di berbagai media sosial.
"Saat bersalaman itu, saya melihat kok anak saya seperti orang dewasa tanpa ada rasa takut dan malu. Saya melihatnya sambil menangis haru," kata Zahri.
Mengenai masa depan pasangan kedua anak itu, Zahri memasrahkan kepada Allah.
Bahkan, dirinya bersama istrinya komitmen bahwa pernikahan anaknya bisa dilakukan setelah mereka dewasa dan selesai kuliah.
"Anak saya cita-citanya ingin jadi dokter. Kalau sudah lulus kuliah, baru perkawinan bisa dilaksanakan," tegasnya.
BKKBN Buka Suara
Mengutip TribunMadura.com, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengatakan, budaya untuk mengikat melalui pertunangan walaupun masih usia dini masih sering ditemui.
Menurutnya, prosesi itu hanya sekedar tunangan, bukan acara pernikahan.
“Pihak keluarga menyampaikan acara tersebut hanya sebatas pemikat saja namun pernikahanya akan di dilaksanakan setelah anak ini lulus kuliah,” ujarnya.
Erna berharap kepada Pemkab Sampang untuk terus memberikan sosialisasi tentang bahayanya pernikahan dini, salah satunya dapat berpotensi stunting.
“Terjadinya anak stunting itu karena kehamilan yang tidak diinginkan oleh anak tersebut,” pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Heboh Bocah SD di Sampang Tunangan, BKKBN Jatim Kuak Kejadian Sebenarnya
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunMadura.com/Hanggara Pratama, Kompas.com/Taufiqurrahman)