Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior: Dipukul karena Salah Seragam, Ibu Pelaku Pingsan

Tegar ditetapkan tersangka kasus penganiayaan terhadap juniornya, Putu Satria. Penganiayaan terjadi setelah korban olahraga Jumat pagi.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 5 Fakta Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior: Dipukul karena Salah Seragam, Ibu Pelaku Pingsan
Tribunnews.com/ Ibriza
Tegar Rafi Sanjaya (21), mahasiswa tingkat 2 STIP Jakarta ditetapkan menjadi tersangka kasus tewasnya taruna STIP akibat dianiaya senior, Sabtu (4/5/2024). 

Hukuman fisik yang diberikan senior ke junior disebut sebagai tradisi taruna.

Korban tewas saat mengenakan baju olahraga STIP Jakarta.

Baju berwarna oren dengan tulisan 'Zero Violence' menjadi salah satu barang bukti kasus ini.

Tulisan dalam baju tersebut berisi pesan tak adanya kekerasan di lingkungan STIP Jakarta.

Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menyatakan Tegar merupakan pelaku tunggal, meski ada empat rekannya saat terjadi pemukulan.

Akibat perbuatannya, Tegar dapat dijerat pasal 38 KUHP tentang pembunuhan juncto pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Baca juga: Autopsi Jenazah Taruna STIP Diduga Dianiaya Senior Selesai, Keluarga Belum Diinformasikan Hasilnya

5. Penyebab Korban Tewas

Berdasarkan hasil autopsi, pukulan korban mengakibatkan pecahnya jaringan paru-paru.

Berita Rekomendasi

Selain itu, upaya pertolongan pertama yang dilakukan tersangka tidak sesuai prosedur sehingga mengakibatkan korban meninggal.

"Ketika dilakukan upaya, menurut tersangka ini adalah penyelamatan, di bagian mulut, sehingga itu menutup oksigen, saluran pernapasan, kemudian mengakibatkan organ vital tidak mendapat asupan oksigen sehingga menyebabkan kematian," tuturnya.

Ia menerangkan tersangka sempat panik dan berupaya melakukan pertolongan pertama dengan cara memasukkan tangannya ke dalam mulut korban.

Upaya tersebut justru berakibat fatal.

"Jadi luka yang di paru itu mempercepat proses kematian, sementara yang menyebabkan kematiannya justru setelah melihat korban pingsan atau tidak berdaya, sehingga panik kemudian dilakukan upaya-upaya penyelamatan yang tidak sesuai prosedur," tegasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunBali.com dengan judul Tangisan Pilu Sang Ibu di Peti Mati Putu Satria dan Muncul Dugaan Kecemburuan Senior dan TribunJakarta.com dengan judul Slogan Zero Violence di Baju Olahraga STIP Jakarta Diabaikan, Tegar Malah Pukuli Junior hingga Tewas

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (TribunBali.com/Eka Mita)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas