Menhub Budi Karya Melayat ke Rumah Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Ibu Korban: Tolong Bantu Kami
Ni Nengah Rusmini, ibunda Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna STIP Jakarta yang tewas dianiaya seniornya didatangi Menhub Budi Karya Sumadi.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ni Nengah Rusmini, ibunda Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta yang tewas dianiaya seniornya belum bisa menutupi kepedihan mendalam kepergian anaknya.
Wajah kesedihan terlihat saat keluarga Putu menerima kehadiran Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di rumah duka Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kamis (9/5/2024).
"Kami ke rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa langsung ke keluarga. Saya menyampaikan penyesalan sedalam dalamnya. Meminta maaf atas kejadian yang terjadi di STIP 3 Mei lalu, hingga menyebabkan anada Putu Satria Anata Rustika berpulang," kata Budi Karya Sumadi dihadapan keluarga duka.
Menurut Budi Karya Sumadi, kejadian ini menjadi hal yang sangat mendalam baginya.
Sehingga membuatnya mengambil langkah untuk mereformasi intitusi pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan, termasuk STIP.
"Kami minta juga dilakukan upaya hukum dan pendampingan ke korban, sehingga pelaku mendapatkam hukuman setimpal sesuai dengan hukum," jelas Budi Karya Sumadi.
Satu hari sebelum kedatangan Budi, Rabu (8/5/2024), Rusmini mengungkap, bahwa keluarga banyak melihat kejanggalan atas kasus yang dialami putranya hingga meninggal dunia.
Dia meyakini bahwa pelaku bukanlah tunggal, namun lebih dari satu orang.
"Saya lihat banyak kejanggalan, dari apa yang saya lihat dan perkembangan kasus ini. Kenapa hanya satu tersangka, saya yakin pelakunya lebih dari satu orang," ujar Nengah Rusmini.
Saat melihat jenazah sang putra, Nengah Rusmini melihat banyak kejanggalan.
Seperti banyak luka lebam di tubuh dan tangannya, mulut terluka, serta hidung yang mengeluarkan darah.
"Tubuhnya banyak lebam, badan hingga tangan. Juga mulutnya pecah (luka)," ujar Nengah Rusmini yang juga tenaga medis di RSUD Klungkung.
Ia menuntut keadilan dan meminta kasus ini diusut tuntas. Ia ingin terus memperjuangkan keadilan untuk sang putra, yang meninggal dunia di tangan seniornya di STIP Jakarta.
"Bapak presiden, bapak Kapolri, bapak Menteri Perhubungan, tolong bantu kami. Tolong usut kasus ini sampai tuntas, jangan sampai ada yang ditutup tutupi. Kami keluarga menuntut keadilan," ungkap Nengah Rusmini.