3 Kesaksian Korban Banjir di Sumbar, Karmila Kehilangan Ibu, Riswan: Banyak Bangunan Hilang
Tiga kesaksian sejumah korban banjir bandang yang menerjang wilayah Sumatra Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
![3 Kesaksian Korban Banjir di Sumbar, Karmila Kehilangan Ibu, Riswan: Banyak Bangunan Hilang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/potret-kerusakan-akibat-banjir-bandang-di-sumbar_20240513_102731.jpg)
Pengakuan terkait banjir lahar dingin di Agam, Sumbar ini, juga disampaikan oleh Riswan, warga setempat.
Menurutnya, banjir yang terjadi sekira pukul 22.15 WIB pada hari Sabtu, tak pernah terbayangkan oleh warga setempat.
Sebab, sebelumnya di daerah mereka jarang termpak lahar dingin Gunung Marapi.
Bahkan, beberapa warga tidak ingat betul kapan terakhir banjir serupa ini terjadi.
Beberapa orang menyebut, tahun 2010, tapi tidak semuanya sepakat itu disebut banjir besar.
Namun, banjir kali ini kedatangannya yang tidak disangka sangat besar.
Bahkan, banjir membawa kayu setinggi 2 meter sampai 8 meter dan bebatuan yang sangat besar, sekira ukuran mobil dan motor.
"Airnya juga sangat amat besar, sehingga banyak bangunan hilang tak tersisa terdampak banjir ini," katanya.
![Puing-puing mobil tergeletak di sebuah desa yang terkena dampak banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia, Minggu, 12 Mei 2024. Hujan deras disertai semburan lahar dingin dan lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung berapi di Pulau Sumatera, Indonesia memicu terjadinya banjir bandang. banjir yang menewaskan dan melukai sejumlah orang, kata para pejabat Minggu. (AP Photo/Fachri Hamzah)](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/potret-kerusakan-akibat-banjir-bandang-di-sumbar_20240513_103249.jpg)
Ia menjelaskan, bahwa satu sekolah hampir nyaris tak tersisa di IV Koto Agam.
Semua itu terjadi dalam waktu singkat dan warga hanya bisa pasrah.
"Kendaraan yang terparkir di luar umah, turut disapu oleh banjir besar ini," ujarnya.
Karmila Kehilangan Ibu dan Keponakannya
Masih mengutip TribunPadang.com, kisah pilu akibat banjir di Sumbar juga dialami oleh Karmila, perempuan berusia 40 tahun ini.
Karmila harus kehilangan ibu dan keponakannya karena menjadi korban banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam.
Karmila menceritakan, saat banjir lahar dingin Gunung Marapi, ia sedang berada di rumahnya yang lokasinya beberapa meter dari rumah ibunya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.