3 Kesaksian Korban Banjir di Sumbar, Karmila Kehilangan Ibu, Riswan: Banyak Bangunan Hilang
Tiga kesaksian sejumah korban banjir bandang yang menerjang wilayah Sumatra Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
![3 Kesaksian Korban Banjir di Sumbar, Karmila Kehilangan Ibu, Riswan: Banyak Bangunan Hilang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/potret-kerusakan-akibat-banjir-bandang-di-sumbar_20240513_102731.jpg)
BMKG mencatat, selama satu bulan terakhir sudah terjadi 35 kali gempa bumi dengan magnitudo M,3 atau kurang.
Getarannya tidak dirasakan manusia, tetapi berefek pada tebing-tebing.
"Penyebab tidak hanya erupsi, tapi juga pengaruh getaran gempa, karena BMKG juga mendeteksi selama satu bulan terakhir sebelum kejadian bencana ini terjadi terjadi gempa-gempa kecil magnitudo sekitar M 3,0," lanjut Dwikorita.
Adapun menurutnya, gempa-gempa kecil itu bisa meretakkan batuan dan menimbulkan runtuhan batuan atau tanah.
Lantas, reruntuhan batuan atau Tanah terakumulasi dan dibawa air dari puncak Gunung Marapi.
Sementara, menurut Kepala BMKG, banjir bandang atau galodo terjadi karena akumulasi air selama hujan yang tertahan di hulu sungai bagian atas.
Akumulasi yang tertahan itu bisa, disebabkan endapan-endapan longsor atau runtuhan batuan di daerah hulu yang menahan aliran air hujan ke arah hilir.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kepala BMKG: Gempa-Gempa Kecil Turut jadi Pemicu Banjir dan Longsor di Sumbar,
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunPadang.com/Wahyu Bahar, Panji Rahmat, Fajar Alfaridho Herman)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.