Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lokasi Rawan Kecelakaan di Subang, Asal Usul Nama Tanjakan Emen Hingga TKP Bus Terguling di Ciater

Setidaknya ada dua musibah kecelakaan maut menelan sejumlah korban jiwa penumpang bus pernah terjadi di daerah Subang, Jawa Barat.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Lokasi Rawan Kecelakaan di Subang, Asal Usul Nama Tanjakan Emen Hingga TKP Bus Terguling di Ciater
Kolase Tribunnews.com
Kecelakaan di Tanjakan Emen Jalan Raya Bandung- Subang, Kampung Cicenang, Ciater Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2018) (Kanan) dan lokasi kecelakaan lalu lintas bus pariwisata Putera Fajar di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). 

Tak diketahui kapan terjadi peristiwa tabrak lari tersebut.

Namun, sejak saat itu, arwah Emen diyakini bergentayangan menuntut balas.

Meski memiliki dua versi, tapi menurut kepercayaan warga setempat, agar tak "diganggu", para pengemudi biasanya menyalakan sebatang rokok dan melemparkannya ke pinggir jalan.

Itu sebagai simbol memberikan rokok kepada arwah Emen.

Konon, dulunya, Emen amat gandrung merokok saat mengemudi.

Polisi ungkap banyak black spot

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyebutkan tempat kejadian perkara (TKP) bus maut terguling yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana Depok, merupakan jalur black spot atau rawan kecelakaan.

Diketahui, bus Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD-7524-OG yang membawa rombongan siswa yang berwisata itu menewaskan 11 orang, Sabtu (11/5/2024).

Berita Rekomendasi

Bus diduga hilang kendali hingga terguling dan menyeret sejumlah kendaraan lainnya.

"Lokasi ini adalah black spot, sering terjadi kecelakaan di sini," ucap Aan di lokasi.

Pemicu kecelakaan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Dishub Jabar dan Polda Jabar mengungkap pemicu kecelakaan maut Bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan studi tour pelajar SMK Lingga Kencana Depok, Sabtu (11/5/2024).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, penyebab kecelakaan maut tersebut adalah adanya kebocoran gas atau angin dan oli di bagian pengereman.

"Hasil sementara pemeriksaan tim KNKT dan Dishub, serta mekanik dari HINO, di bagian pengereman ditemukan terdapat kebocoran gas atau angin dan oli," kata Kabid Lalu Lintas Dishub Subang, Djamaluddin, Senin (13/5/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Hingga saat ini, penyelidikan terhadap bangkai bus tersebut masih terus dilakukan.

Baca juga: Perjuangan Korban Tewas Bus Maut di Subang, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Bayar Study Tour Rp 800 Ribu

Djamaluddin mengatakan, akan menyampaikan hasil-hasil temuan lainnya yang bisa dijadikan bahan untuk mengungkap kasus kecelakaan maut tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas