Salah Satu Korban Tewas Kecelakaan Maut Rela Jadi Kuli Angkut Pasir untuk Bisa Ikut Perpisahan
Untuk membayar Rp800 ribu guna ikut acara perpisahan, Mahesya rela bekerja supaya tak membebani orang tuanya.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut bus pariwisata yang membawa siswa SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) menyisakan duka yang mendalam.
Diketahui, rombongan tersebut kecelakaan sehabis acara perpisahan.
Sebanyak 11 orang tewas dalam kecelakaan maut yang terjadi saat bus hendak pulang ke Depok ini.
Salah satu korban tewas adalah Mahesya Putra, seorang siswa SMK Lingga Kencana.
Ibu dari Mahesya Putra, Rosdiana menceritakan kisah hidup anaknya tersebut.
Ia menuturkan, anaknya sangat ingin ikut dalam acara perpisahan bersama teman sekolahnya tersebut.
Usut punya usut, demi bisa ikut acara perpisahan SMK Lingga Kencana, perjuangan Mahesya Putra tak mudah.
Mengutip TribunnewsBogor.com, untuk membayar Rp800 ribu guna ikut acara perpisahan, Mahesya rela bekerja supaya tak membebani orang tuanya.
Nahas, perjuangannya berakhir tragis.
Ia bersama sepuluh orang temannya meninggal dalam kecelakaan tragis yang terjadi pada Sabtu malam tersebut.
Kabar meninggalnya Mahesya sontak membuat keluarganya terkejut.
Baca juga: Soal Kecelakaan Bus di Subang, Kakorlantas Polri: Tidak Ada Jejak Rem
Termasuk orang tua dari teman Mahesya, Dimas Aditya yang anaknya juga tewas dalam kecelakaan tersebut.
Bude dari Dimas Aditya, Mariah menuturkan, Dimas bersama Mahesya ternyata rela bekerja jadi kuli angkut pasir untuk bisa ikut acara perpisahan.
"Sebelumnya dia (Dimas) kan mau wisuda, dia tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya). Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangka ke acara wisuda di Bandung," ujar Mariah.