Update Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi: 43 Orang Meninggal, Kepala BNPB akan Tinjau Lokasi
Berdasarkan data dari BNPB jumlah korban meninggal akibat banjir lahar Gunung Marapi sebanyak 43 orang. Pencarian dan identifikasi masih dilakukan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
Meski gempa kecil tidak dirasakan warga, tapi menimbulkan keretakan batuan hingga tanah.
"Lahar hujan yang terjadi terutama karena adanya endapan material hasil erupsi Gunung Marapi yang masih terendap di lereng-lereng, utamanya lereng atas yang kemudian tersapu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," tuturnya.
Baca juga: Bangunan Kafe Paling Romantis di Lembah Anai Luluh Lantak Tersapu Banjir Lahar Dingin Marapi
Hujan yang terjadi selama beberapa hari tertahan di hulu sungai bagian atas karena reruntuhan batuan dan endapan longsor.
Akumulasi material tersebut mengakibatkan banjir bandang ke arah hilir.
"Air yang tertahan ini terakumulasi mengakibatkan desakan atau dorongan kanan menjebol timbunan endapan batuan-batuan atau tanah di bagian hulu, sehingga terjadi aliran yang sangat cepat, yang mampu untuk mendorong atau mengangkut tanah-tanah bebatuan kadang beserta pohon yang tercabut akarnya ke arah hilir, itulah banjir lahar hujan," jelasnya.
Ratusan Rumah Rusak
Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus, menyatakan ada 100 lebih bangunan di Nagari Bukik Batabuah rusak akibat bajir lahar dingin.
Jumlah warga yang terdampak lebih dari 100 KK dan telah diungsikan ke sejumlah fasilitas umum.
"Warga juga sangat membutuhkan bantuan, seperti bahan pokok, obat-obatan dan lain sebagainya," terangnya.
Baca juga: Banjir Bandang Hantam Aliran Sungai Gunung Marapi, Jalan ke Bukittinggi atau Padang Panjang Terputus
Menurut Firdaus, penyebab banjir lahar dingin karena aliran sungai tertutupi dua tiang penyangga dan dipenuhi lumpur serta kayu.
"Penyebab dan lokasinya masih sama. Banjir yang kali ini lebih parah daripada sebelumnya, lebih banyak yang hancur, bahkan ada korban meninggal dunia," tukasnya.
Sementara itu, Camat IV Koto Kabupaten Agam, Subchan, mengatakan proses pembersihan bangunan terdampak banjir lahar dingin sedang dilakukan.
"Ada 35 rumah warga yang rusak, 5 di antaranya rusak berat, 6 rusak sedang, sisanya rusak ringan," ucapnya.
Fasilitas umum di kecamatannya juga rusak seperti sekolah hingga rumah makan.
"SD 03 hancur, kita sudah koordinasi dengan Kadis Pendidikan untuk mengalihkan proses pembelajaran ke gedung MDA Muhammadiyah," lanjutnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kepala BMKG: Gempa-Gempa Kecil Turut jadi Pemicu Banjir dan Longsor di Sumbar
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunPadang.com/Wahyu Bahar)