Pengakuan Pegawai SPBU usai Dianiaya Oknum Polresta Deliserdang, Dituding Curi Uang Ratusan Juta
Seorang ibu bernama Juminah Sinambela (44) mendatangi Polresta Deliserdang dan melaporkan kasus penganiayaan yang dialami anaknya, Eko Febri Siregar.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pegawai SPBU bernama Eko Febri Siregar (27) diduga mengalami penganiayaan saat diperiksa petugas Polresta Deliserdang.
Eko Febri yang sudah 5 tahun bekerja di SPBU dituding mengambil uang SPBU sebesar Rp285 juta.
Ibu Eko Febri, Juminah Sinambela, mengatakan kondisi anaknya babak belur usai dianiaya.
Luka yang dialami Eko Febri mulai di wajah, telinga hingga paha.
Ia mengatakan, menurut pengakuan anaknya dia dipukul oleh personel Polresta Deliserdang saat menjalani proses hukum.
Bukan hanya personel kepolisian, pemilik SPBU juga sempat menganiaya anaknya ini saat berada di Polresta Deliserdang.
"Dia dianiaya sama personel Polresta Deliserdang, termasuk pemilik SPBU namanya Samuel Lumban Tobing. Tangannya di borgol, mulutnya di lakban dibuat seperti binatang anak ku," sebutnya.
Juminah menyampaikan, padahal dirinya yakin bahwa anaknya ini tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.
Sebab selama lima tahun bekerja di SPBU itu, anaknya ini tidak pernah bermasalah.
Ia pun meminta kepada Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi untuk menindaklanjuti laporan dan menindak anak buahnya yang menyiksa Eko.
"Apa salah anak ku sama polisi, kok bisa dia disiksa gitu. Tolong, kami orang susah. Semoga pak Kapolda bisa menindaklanjuti perkara ini," pungkasnya.
Baca juga: Awal Kasus Pembunuhan Balita di Medan Terungkap, Ayah Tiri dan Ibu Kandung Buang Jasad ke Tapanuli
Menurut Bayu Triananda, Kuasa Hukum Eko, kliennya ini ditangkap tanpa bukti yang cukup.
"Dia dituduh mencuri karena dia bekerja di shift terakhir. Dia kerja dari jam empat sore sampai jam satu, jadi mereka menuduh yang kerja di shift terakhir yang mencuri," kata Bayu kepada Tribun-medan, Senin (13/5/2024).
Katanya, menurut pengakuan kliennya pada saat dia pulang duit tersebut masih ada di dalam brangkas.
Setelah ditangkap, pihaknya mencoba mendatangi SPBU untuk meminta rekaman CCTV pada saat uang tersebut dinyatakan hilang.
Namun, pihak SPBU menyebutkan bahwa pada saat itu rekaman CCTV di lokasi tidak hidup.
"Padahal bukti CCTV hanya di hari kejadian itu yang dihilangkan, yang janggal bagi kami CCTV itu, secara logis pom bensin banyak CCTV kenapa di waktu itu saja yang hilang," sebutnya.
Baca juga: Pengemudi Mercy Tabrak 2 Mobil dan 1 Motor di Medan Ngaku Mau Hubungi Kapolda, Minta Dipulangkan
"Dikatakan oleh pemilik, CCTV itu rusak dan kita minta keterangan sama polisi, dan juga bilang CCTV-nya juga rusak," sambungnya.
Selain itu, ia juga mengaku merasa janggal terhadap pasal yang dipersangkakan terhadap Eko.
Sebab, kliennya ini sudah bekerja di SPBU tersebut selama lima tahun.
Kemudian, setelah uang tersebut hilang, Eko ini kembali bekerja seperti biasa karena tidak tahu menahu soal uang tersebut hilang.
"Kalau pasalnya 363 ayat 1 angka ke 3 pencurian pada malam hari, padahal dia ini sudah bekerja 5 tahun," ujarnya.
"Kalau dia bisa buka brankas, punya akses masuk, harusnya pasal yang dikenakan 374 penggelapan dalam jabatan, bukan pencurian," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Ibu Eko Siregar Minta Tolong Kapolda, Anaknya Babak Belur Dihajar Oknum Polisi dan Pemilik SPBU