Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Kejiwaan Santri Pelaku Pembunuhan Ustazah di Palangkaraya, Sempat Nangis di Pojokan Kamar

Penyidik Polresta Palangkaraya melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap santri pembunuh ustadzah di Ponpes Palangkaraya. Pelaku menangis usai membunuh.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kondisi Kejiwaan Santri Pelaku Pembunuhan Ustazah di Palangkaraya, Sempat Nangis di Pojokan Kamar
Tribunnews.com/Net
Ilustrasi penikaman. Seorang santri pembunuh ustadzah Ponpes di Palangkaraya ternyata masih anak di bawah umur. 

"Sesuai dengan undang-undang yang bisa ditahan minimal usia 14 tahun, sedangkan pelaku masih 13 tahun," ucapnya.

Kasus pembunuhan berawal ketika pelaku terbangun dari tidurnya dan pergi ke rumah korban yang berada di dalam Ponpes.

"Pelaku masuk ke dalam rumah korban melalui jendela yang tidak terkunci kemudian mengambil pisau yang berada di dapur," sambungnya.

Baca juga: Santri Berusia 13 Tahun Bunuh Ustazah di Palangkaraya: Polisi Bongkar Motif hingga Tanggapan MUI

Korban yang sedang tidur ditusuk menggunakan pisau berulang kali.

"Pelaku melakukan penusukan di bagian kepala korban sebanyak delapan tusukan dan di dada sebanyak satu tusukan," tuturnya.

Selain melakukan penusukan, pelaku juga memukul mata korban.

Salah satu guru ponpes mendengar teriakan korban dan mendatangi rumahnya.

BERITA TERKAIT

"Mendapati kejadian tersebut pengurus pesantren, kemudian bergegas membawa korban ke RS Bentang Pambelum untuk dilakukan pertolongan medis," tukasnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, motif pembunuhan ini lantaran pelaku sering dihukum korban.

"Satu hari sebelum kejadian pelaku kembali melakukan pelanggaran kemudian dihukum menyalin dua juz Al-quran oleh ustad yang membimbingnya," tandasnya.

Baca juga: Kronologi Santri Bunuh Ustazah di Palangkaraya, Kepala dan Dada Korban Ditusuk 9 Kali Pakai Pisau

Hukuman yang diberikan berulang kali membuat pelaku menaruh dendam dan muncul niat menghabisi nyawa korban.

"Setelah teringat dengan dendamnya, pelaku kemudian mendatangi korban dan langsung melakukan penganiayaan berat," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palangkaraya, Zainal Ariffin, mengaku telah mendengar adanya kasus pembunuhan terhadap ustazah.

"Iya benar bahwa disalah satu Ponpes di Palangkaraya ada kasus tragis tersebut," bebernya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas