Temuan BMKG soal Penyebab Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) temukan hal yang jadi penyebab utama banjir bandang di Gunung Marapi, Sumatera Barat
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) temukan hal yang jadi penyebab utama banjir bandang di Gunung Marapi, Sumatera Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu.
Temuan tersebut berupa 25 titik hulu yang saling bertemu di sekitar gunung marapi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Ia menuturkan, pihaknya telah melakukan peninjauan langsung ke Marapi dengan menggunakan helikopter dan ditemukannya oleh peneliti 25 titik hulu sungai.
"Hulu sungai ini sudah saling bertemu. Ini adalah penyebab utama banjir bandang yang terjadi karena debit air semakin besar," katanya, dilansir Kominfo Padang Panjang, Jumat (17/5/2024).
Hal ini disampaikannya saat Rapat Khusus Penanganan Bencana Banjir Lahar Dingin Marapi di Balai Sidang Istana Bung Hatta, Kamis (16/5/2024),
"Kemungkinan, dari hasil pantauan kami ke lokasi, untuk debit air saat ini tambah besar dari banjir sebelumnya. Itu akan terjadi akibat endapan air yang tersimpan di abu vulkanik dan banyaknya longsor yang telah terjadi di lereng Gunung Marapi," jelasnya.
Masyarakat di wilayah sekitar Gunung Marapi diminta tetap waspada banjir bandang susulan mengingat curah hujan tinggi beberapa minggu kedepan.
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati pihaknya memperkirakan curah hujan beberapa minggu ke depan masih tinggi, sehingga perlu antisipasi jika terjadinya banjir susulan.
Ke depan sebelum ini terjadi, terang Dwikorita, harus diantisipasi dari sekarang. Pihaknya akan mengambil langkah mitigasi bencana lahar secara permanen.
Dengan menerapkan sistem sabo dam dilengkapi dengan sistem peringatan dini khusus bahaya lahar dan bahaya banjir bandang.
Baca juga: Masih Dicari, 14 Korban Banjir Bandang di Sumbar Masih Belum Ditemukan
"Sampai saat ini masih ada potensi banjir lahar di sungai yang belum mengalami banjir lahar. BMKG siap untuk terus mendukung instansi terkait untuk memberikan peringatan-peringatan dini," katanya.
Ditambahkannya, BMKG akan mendukung instansi terkait untuk membangun 27 sabo dam di 25 das di sekitaran Marapi.
BMKG siap mendukung instansi terkait untuk mengawasi pembangunan yang berwawasan lingkungan dan aman bencana.
Selain itu, tambahnya lagi, BMKG juga telah memasang teknologi penahan hujan dan sudah dilakukan sebanyak dua kali.
Namun hanya bisa dilakukan untuk siang hari, yang malam hari masih belum bisa dilakukan. Tapi hujan yang turun pada malam hari sudah tidak terlalu deras.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak perlu cemas. Tetap waspada. Kami dari BMKG akan melaporkan peringatan dini setiap jamnya baik itu hujan ekstrem maupun hujan biasa," tuturnya.
Belasan korban Masih Dicari
Terbaru ini, ada 14 orang yang masih dilaporkan hilang.
Tim SAR gabungan pun lanjutkan pencarian hari ini, Jumat (17/5/2024).
Pencarian hari ini adalah hari keenam sejak kejadian, Sabtu (11/5/2024). Pencarian korban dilakukan di sembilan sektor meliputi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
"Dapat kami sampaikan bahwa korban yang akan kita cari ialah 14 orang, satu di Agam dan 13 di Tanah Datar," kata Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik.
Abdul Malik menambahkan sampai saat ini, pihaknya tidak mendapatkan lagi laporan korban yang hilang dari keluarga korban.
Serta sudah ditemukan 61 orang meninggal dunia dan yang belum teridentifikasi 5 orang, termasuk korban yang ditemukan di Sijunjung.
Abdul Malik menambahkan, 61 orang yang ditemukan meninggal dunia ini sesuai dengan data DVI yang telah dibawa ke rumah sakit.
“Dari 61 ini, 5 korban belum teridentifikasi,” katanya.
Menurut Abdul Malik, jika nanti hasil identifikasi DVI, korban yang ditemukan di Sijunjung merupakan Warga Tanah Datar, maka pencarian akan diperluas ke Sijunjung
"Akan dibuka posko di sana (Sijunjung) dan dilakukan pencarian sampai Teluk Kuantan Riau," ungkapnya.
Selain itu, pencarian juga akan diperpanjang. Tidak hanya sesuai SOP Basarnas selama 7 hari, namun sampai SK masa tanggap darurat.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul BMKG Temukan 25 Titik Hulu Sungai Saling Bertemu Sekitar Gunung Marapi Penyebab Utama Banjir Bandang dan Pencarian 14 Korban Banjir Bandang Sumbar Berlanjut, Berpotensi Diperluas Sampai Teluk Kuantan Riau