Rumah serta Hartanya Tersapu Banjir Bandang, Erni dan Keluarga Selamat Usai Lompat dari Lantai 2
Erni Renti dan keluarga kini tak punya apa-apa lagi, rumah dan hartanya tersapu banjir bandang, beruntung dia dan keluarga selamat.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, TANAH DATAR - Erni Renti dan keluarga kini tak punya apa-apa lagi.
Banjir bandang Gunung Marapi telah menghanyutkan rumah dan seluruh hartanya.
Erni pun masih teringat bagaimana upaya dirinya dan keluarga menyelamatkan diri dari terjangan banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat.
Satu hal yang masih melekat di dirinya selain baju adalah kondisi kaki yang dislokasi akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi itu.
Sampai sekarang Erni harus menggunakan alat bantu untuk beraktivitas.
Pada saat banjir datang Erni bersama suami dan dua anaknya masih dalam kondisi bersantai.
Kondisi cuaca cukup cerah malam itu, tidak ada pertanda apapun yang akan membuatnya harus kehilangan semua harta bendanya.
"Saya sedang main hp sambil bersantai jelang tidur, tetiba bunyi seperti gemuruh terdengar, air di luar sudah menggenang," jelasnya.
Air tersebut sudah hampir setinggi paha, Erni bersama keluarganya langsung menyelamatkan diri.
Menembus air yang berwarna gelap pekat itu, Erni bersama anak gadisnya langsung mencari tempat yang aman.
Mereka diantarkan oleh suaminya, yang setelah itu mencari anak lelakinya yang tidak terlihat.
"Saya langsung naik kelantai dua rumah warga. Uda (suami) mencari anak laki-laki," jelasnya.
Baca juga: Penampakan Surau Selamat dari Banjir Lahar Dingin Marapi dan Cafe Paling Romantis yang Porak Poranda
Meski sudah di tempat yang tinggi, Erni dan anaknya masih merasa belum aman, kondisi rumah itu goyang saat banjir terjadi.
Takut terjadi sesuatu, Erni dan anaknya memilih untuk melompat dari lantai dua rumah setinggi enam meter itu.
Pilihan itu ia ambil, saat kondisi air belum sepenuhnya besar dan tinggi, sampai di bawah Erni sempat merasakan ada yang salah dari tumpuannya melompat.
Karena takut air akan bertambah deras dan tinggi, ia lanjut ke lokasi yang lebih aman berjarak ratusan meter.
"Malam itu belum terasa sekali sakitnya, karena saya fokus menyelamatkan diri dan anak," terangnya.
Merasa sudah aman, baru rasa sakit menyelimuti Erni, ia mulai kesusahan untuk berjalan dan mendirikan karena kakinya mengalami dislokasi.
Sampai akhirnya banjir mereda, Erni harus menggunakan alat bantu untuk melihat rumahnya yang sudah tidak tersisa dihantam banjir lahar dingin.
Beruntung dalam banjir itu seluruh anggota keluarganya selamat. Tapi seluruh hartanya habis.
Kini Erni tidak memiliki apa-apa kecuali baju yang terakhir ia gunakan malam itu.
Setiap hari Erni menunggu uluran tangan pemerintah dan masyarakat luas, untuk kembali menata kehidupannya.
"Malam saya nginap di rumah saudara, kalau pagi ke sini. Di sini saya menunggu bantuan masyarakat dan pendataan pemerintah," ujarnya.
Kejadian pada malam itu, menyisakan trauma mendalam bagi Erni, ia mengaku udah tidak berani lagi untuk kembali tinggal di sana.
Setiap cuaca di hulu sudah mulai mendung, Erni dan keluarganya sudah langsung meninggalkan lokasi karena cemas.
"Pokoknya kalau udah sore, atau cuaca mendung dan hujan kami kembali ke rumah saudara. Tidak kuat lagi kami melihat kondisi bencana hari tu," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Cerita Erni Renti, Warga Limo Kaum Sumbar yang Lompat dari Lantai 2 Rumah Saat Banjir Lahar Dingin,