Kesan Peserta Uji Kompetensi Wartawan PWI Surakarta: UKW Tidak Semenakutkan Itu!
UKW menjadi momok bagi sebagian wartawan. Tetapi ternyata, setelah menjalaninya, UKW tidak semenakutkan yang dibayangkan, kesan salah satu peserta.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Meskipun sudah mempelajari dan menghapal semua pasal-pasal dalam Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers, ketakutan Juli belum sirna, karena ada faktor lain, "nge-blank."
"Takutnya kalau udah grogi banget, jadi nge-blank semua," terangnya.
Lantas apa akhirnya yang mendorong Juli untuk mengikuti UKW tahun ini?
Seakan mendapat dorongan batin, Juli berkata, "Kayaknya ini nih waktunya, karena sudah tidak bisa menghindar."
Selain itu, keikutsertaan teman-temannya juga nampaknya membuat Juli semakin berani untuk ikut ujian kali ini.
"Teman-teman banyak yang ikut," ungkapnya.
Saat pertama kali mengikuti ujian pun, Juli mengaku deg-degan.
Tetapi perasaan itu langsung hilang ketika ia bertemu dengan penguji.
"Entah kenapa muncul keyakinan pasti lulus dan bisa melalui ujian," ujarnya.
Ujian hari pertama pun dilaluinya dengan lancar.
Juli bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Kode Etik Jurnalistik (KEJ), UU Pers, dan aturan lainnya.
Kelancarannya melewati ujian hari pertama tak lepas dari fakta bahwa sebenarnya, yang diujikan adalah rutinitasnya sehari-hari di kantor, seperti membuat perencanaan liputan hingga menulis berita.
Materi uji lainnya yang menjadi kekhawatiran Juli adalah membangun jejaring atau relasi.
Di UKW, peserta diminta menghubungi beberapa narasumber untuk membuktikan bahwa peserta memiliki hubungan yang baik dengan narasumbernya.