Kontemplasi Megawati Saat Harlah Pancasila, Api Perjuangan Tak Kunjung Padam Walau Ditekan Penguasa
Peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi ajang kontemplasi tentang bagaimana semangat api perjuangan tak kunjung padam, walau berada di tengah tekanan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, KABUPATEN ENDE - Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2024 di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi ajang kontemplasi tentang bagaimana semangat api perjuangan tak kunjung padam, walau berada di tengah tekanan penguasa, dan kaum cerdik pandai serta bangsawan yang ketakutan.
Kontemplasi itu diungkap Presiden Kelima RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri.
Megawati menyebut perjuangan Proklamator RI Ir. Soekarno atau Bung Karno memerdekakan bangsa tidak pernah surut meskipun diasingkan kolonial di Kota Ende.
Baca juga: Hasto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Pada Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT
Pernyataan Megawati itu dalam amanat yang dibacakan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Megawati menyebut Ende menjadi tempat yang bersejarah bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Ende sangatlah penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa. Di tempat ini Bung Karno oleh pemerintah Kolonial Belanda sengaja dibuang, dikucilkan, dan mencoba diredam semangat juangnya," kata Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.
Namun, ungkap Megawati, semangat perjuangan Bung Karno memerdekakan bangsa tidak mengendur ketika menerima perlakuan keras pemerintah kolonial Belanda.
"Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Api perjuangan Bung Karno justru semakin bergelora, bahkan disempurnakan oleh perjumpaannya dengan sahabat-sahabatnya yang berasal dari kalangan rakyat biasa," kata Megawati.
Dia menjelaskan, Bung Karno selama masa pengasingan di Ende, semakin akrab dengan rakyat kecil, seperti Kota seorang nelayan, Durham yang berprofesi penjahit, dan Ali Pambe seorang montir.
"Hal ini terjadi mengingat kaum bangsawan, dan kaum cerdik pandai pada saat itu merasa takut berdekatan dengan sosok pejuang revolusioner seperti Bung Karno. Tekanan hukum oleh kaum penjajah, telah memenjarakan kebebasan untuk berani bersuara, berserikat, dan berkumpul," urai Megawati.
Baca juga: 50 Kata-kata Ucapan Hari Lahir Pancasila 2024 yang Penuh Semangat, Cocok untuk Caption Media Sosial
Hasto setelah membacakan amanat mengucapkan permintaan maaf kepada peserta Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila karena Megawati berhalangan hadir mengikuti kegiatan.
Hasto mengatakan Megawati kurang fit sehingga harus absen dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende.
"Kami sampaikan permohonan maaf Ibu Megawati tidak hadir, beliau kurang sehat. Mohon doanya. Percayalah, bumi Ende ini memberikan semangat bagi kita, karena di sinilah Pancasila di kontemplasikan, salam dari Ibu Megawati yang selalu mendoakan Ende, khususnya demi anak-anak bangsa," kata dia.
Dalam upacara itu, pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md terlihat hadir di lokasi.
Lalu, hadir pula Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan Komarudin Watubun dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Andreas Pareira, serta jajaran PDIP lainnya.
Baca juga: 25 Ucapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024, Cocok Diunggah ke Instagram, Facebook, dan WhatsApp
Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhya G.L Kalake memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai Inspektur Upacara.
Sedangkan, Komandan Upacara dipimpin oleh Kompol Ahmad yang juga Wakapolres Ende. Pembaca naskah Pancasila adalah Ketua DPRD NTT Emelia Julia Nomleni.
Unsur TNI-Polri juga terlihat mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila tahun 2024 ini.