Detik-detik Mahasiswa Universitas Siliwangi Tewas saat Diklatsar, Dievakuasi dari Tengah Hutan
Mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya angkatan 2023, Raffha Al-Ayyubi Adhinegoro meninggal dunia saat mengikuti Diklatsar UKM KSR PMI.
Editor: Abdul Muhaimin
Saepul bergegas turun gunung via Pagerageung, bukan via Malangbong yang dilintasi panitia dan calon anggota sebelumnya untuk mempersingkat waktu.
Sesampainya di bibir hutan, dirinya juga melintasi sawah serta permukiman warga, dan akhirnya mendapati jalan raya untuk mengambil kendaraannya.
"Sampai pukul 17.30 WIB, di tengah jalan, saya berpapasan dengan ambulans yang menuju ke arah berlawanan. Rupanya, komunikasi waktu di atas, sampai ke bawah meskipun sinyalnya susah. Lalu saya kasih tahulah sopir ambulansnya, untuk evakuasi, lebih baik lewat Malangbong," ungkap Saepul.
Akhirnya, ambulans segera mengarah ke Malangbong, sedang Saepul sendiri menuju Polsek Pagerageung untuk meminta bantuan evakuasi.
"Saya baru tiba di polsek itu pukul 18.30 WIB. Saya jelaskan duduk perkaranya, dari situ, saya langsung berangkat lagi ke Polsek Malangbong untuk meminta bantuan tambahan," ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa IAIN Gorontalo Tewas saat Diklat Kampus, Keluarga Minta 5 Tersangka Segera Ditahan
Akhirnya, dari Polsek Pagerageung yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Saepul memacu kendaraannya ke Polsek Malangbong yang berada di wilayah Kabupaten Garut, sekaligus sebagai titik awal calon anggota UKM KSR PMI Unsil memulai long march mereka pada pagi harinya.
"Baru pada pukul 19.15 WIB, saya sampai di Polsek Malangbong. Di sana, saya juga menghubungi PMI Garut via telepon. Di waktu yang sama, Tagana Garut datang, karena sudah dihubungi sebelumnya oleh pihak polsek," ucap Saepul.
Dirinya juga berupaya menghubungi panitia yang bertugas menjaga Raffha di tengah rimba tersebut, meski Saepul mengetahui bahwa sinyal ponsel di sana sangat buruk.
"Alhamdulillah, chat saya keterima. Pukul 19.47 korban, masih dalam kondisi tidur ditutupi alumunium foil, jaket, sama matras. Enggak lama dari situ, sekira pukul 20.00 WIB, semua tim yang hendak bantu evakuasi (PMI Garut, Tagana Garut, Polisi, dan Relawan As-Syfa) sudah tiba di Polsek Malangbong," tuturnya.
Mereka segera briefing berdasarkan penjelasan Saepul terkait kondisi di lapangan serta lokasi Raffha berada.
"Kumpul tim gabungan, briefing untuk evakuasi dan pemetaan. Saya coba komunikasi lagi, tanya kondisi Raffha di sana bagaimana. Nah, itu pukul 20.30 WIB, kondisinya, nadi masih aman, napas masih aman, tapi suhu tubuhnya menurun," ucapnya.
Baca juga: Viral Pendaki Nyalakan Flare di Gunung Andong, 6 Remaja Akui Cuma Numpang Foto, Pengelola Kecolongan
Bahkan, panitia yang bertugas menjaga Raffha juga mengatakan kepada Saepul, bahwa sejak Magrib, Raffha sudah dibalut alumunium foil di dekat perapian dan ditutupi matras sambil mengenakan jaket, kemudian dicek selama 5 menit sekali.
"Barulah pukul 21.00 WIB, tim gabungan itu mulai berangkat ke titik lokasi Raffha berada. Kami lewat jalur yang ditempuh calon anggota pagi sebelumnya, karena mendaki malam dan harus cepat-cepat, jadi memang cukup sulit juga," jelasnya.
Barulah pada pukul 23.00 WIB, tim evakuasi tiba di lokasi, sedang anggota dari PMI Garut segera memeriksa kondisi Raffha.