Ini Kabar Terkini Terkait Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang
Seperti dilansir dari TribunTernate.com, GMKI Tobelo melaporkan Frans Manery ke Polda Maluku Utara atas dugaan perusakan dan pengancaman.
Editor: Malvyandie Haryadi
![Ini Kabar Terkini Terkait Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bupati-halmahera-utara-frans-manery.jpg)
Dikutip dari Kompas.com, Frans Manery dalam video pendek memberikan klarifikasi, bahwa massa aksi berlaku ricuh saat para pegawai sedang melaksanakan ibadah Sholat Dzuhur.
"Massa aksi masuk dan mengobok-obok fasilitas Kantor Keuangan Daerah Halmahera Utara. Bunga-bunga di meja dibuang keluar oleh para Massa aksi," Ujar Frans Manery dalam cuplikan video pendek tersebut.
Frans Manery mengatakan massa melanjutkan aksinya ke Hotel Marahai, Kecamatan Wosia, Kabupaten Halmahera Utara.
"Setelah itu kami menganggap bahwa aksi ini sudah selesai, " Sambung Frans.
Frans Manery yang sedang mengikuti Pleno KPU Penetapan Hasil Pemilu Pasca Keputusan MK, bersama Forkopimda di Hotel Greenland, kemudian menerima telpon dari anaknya. Rupanya massa melanjutkan aksi unjuk rasa ke rumah Frans Manery.
"Kebetulan di rumah saya, Ibu sedang menjamu tamu penyanyi dan artis Mongol," kata dia.
Ia mengatakan massa berusaha mengusir para tamu yang diundang ke rumahnya.
"Massa aksi melarang para artis tersebut, tidak boleh melakukan pertunjukan malam hari ini," kata dia.
Frans Manery mengaku awalnya menghampiri para pendemo tersebut dan menegur pelan, agar segera meninggalkan lokasi.
"Adik-adik sebaiknya pulang, karena hari sudah sore, dan ini bukan tempat untuk menyampaikan aspirasi" Tegur Frans ke demonstran.
Menurut Frans, demonstran malah menantang Frans Manery dengan menganggap pemerintah membuang-buang anggaran.
Massa tetap memaksa melakukan orasi di lokasi, walau sudah ditegur Bupati Halmahera Utara dua periode tersebut.
Frans yang merasa harus melindungi para tamu, lantas mengambil tindakan untuk mengusir paksa para demonstran.
"Tindakan itu saya ambil bukan sebagai Bupati, namun karena ini merupakan kompleks rumah saya. Tidak ada aparat kepolisian di lokasi yang mengamankan aksi ini," ujar dia.
Sebelum mengeluarkan sebilah parang yang ada di mobil, Frans mengaku sudah tiga kali menegur para demonstran.
Menurutnya parang tersebut merupakan aktribut tarian cakalele untuk pertunjukan peringatan HUT Kabupaten Halmahera Utara.
Sumber: Tribun Banten dan Tribun Ternate
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.