Soal Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Psikolog Ungkap soal Support System
Saat ini, menurutnya pelaku juga membutuhkan pendampingan psikolog karena setelah pelampiasan emosi yang tidak terkontrol.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Sehingga putus asanya untuk berkata saya tidak mampu lagi menanggung beban dilakukan dengan sangat emosi.
Sayangnya memang dalam hal ini ia tidak lagi memiliki kontrol emosi karena kalau dilihat pencetusnya karena semua yang dipendam.
Semua yang ditahan sudah tidak bisa lagi dia toleransi, ini yang sangat disayangkan.
Harapannya dengan kasus-kasus begini kita lebih aware bahwa mau profesi apapun kesehatan mental seseorang itu sangat perlu.
"Kita tidak pernah tahu batas limit seseorang bertoleransi secara emosional itu ada di mana, lebih daripada itu hal-hal ini sebenarnya bisa lebih dicegah dengan perilaku pimpinan maupun lingkungan keluarga," tandasnya.
Misalkan situasi keluarga kita yang sudah masuk dalam kategori candu, candu judi, kecanduan mencuri kecanduan pornografi, kecanduan seks bebas.
Semua yang candu itu seharusnya sudah lebih cepat mendapatkan pertolongan mendapatkan bantuan karena imbasnya bukan hanya pada dirinya sendiri tapi orang-orang terdekatnya.
Seseorang candu harusnya mulai segera diberikan bantuan dari support sistemnya. Dan kepedulian sekitar sangat diperlukan untuk memberikan pertolongan langkah itu bisa menolong kehidupan orang.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kata Psikolog dalam Kasus Polwan Bakar Suami di Mojokerto : Ada Ketidaksejahteraan