Soal Keracunan Massal di Kota Semarang, Anak Pemilik Katering Turut Jadi Korban hingga Dirawat
Polisi juga masih menunggu hasil uji laboratorium dari makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan tersebut.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Menurut Ari, hampir 90 persen peserta arisan yang hadir di rumahnya merasakan keracunan semua. Namun, tidak semuanya masuk rumah sakit.
"Saya kena tapi cuma sakit tiga hari. Yang tidak kuat dibawa lari ke rumah sakit ada 20 orang, sisanya ada 50 orang hanya berobat jalan," terangnya.
Sementara, Kapolsek Candisari Iptu Handri Kristanto mengatakan, keracunan itu bermula dari acara arisan PKK yang dilakukan di rumah Ari Yuniarti.
Ketika arisan itu dihadiri sebanyak 85 orang. Mereka selepas acara membawa makanan mi goreng yang dibungkus mika untuk dibawa pulang.
Keesokan harinya, banyak warga yang sakit dengan ciri-ciri indikasi keracunan berupa muntah, dan perut sakit.
"Warga yang tidak kuat dilarikan ke rumah sakit ada 20 orang, di RS Roemani sebanyak 11 orang, di RS Elizabeth 2 orang, sisanya di puskesmas," ungkapnya.
Dari kejadian itu, kata dia, sudah membawa mi goreng untuk diperiksa ke laboratorium.
Pihaknya hanya memeriksa mi goreng saja tanpa makanan lainnya yang disuguhkan karena berdasarkan keterangan dari warga.
Tak hanya mi goreng, cairan muntahan juga ikut dibawa ke laboratorium.
"Hasil dari laboratorium nanti menunggu 4 hari," ujarnya.
Ia menambahkan, tempat usaha katering saat ini memang belum diperiksa. "Nanti diperiksa, kita tunggu hasil laboratoriumnya dulu," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Misteri Keracunan Massal di Candisari Semarang: Ternyata Anak Pemilik Catering Juga Dirawat