Melihat Cara Warga Kabupaten Bandung untuk Lestarikan Budaya Lokal
Dalam Nyawang Bulan tersebut, masyarakat menggelar berbagai kesenian Sunda dan sejumlah penampilan seni budaya.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Mulanya, Nyawang Bulan diinisiasi oleh pemilik lahan untuk menghelat acara dengan konsep melestarikan kebudayaan Sunda.
“Ada pentas seni juga, kaulinan barudak (permainan anak-anak), Tari Jaipong. Setelah melaksanakan salat Isya, pertunjukan diganti dengan kecapi pantun, ciri khasnya ada kasepuhan,” katanya.
Edi menjelaskan, pada mulanya gagasan Nyawang Bulan terinspirasi dari tempat lain. Setelah rembuk warga, diakuinya, mereka masih awam dengan konsep yang diusung.
“Akhirnya kita studi banding ke Temanggung. Di sana ada Papringan, tapi konsepnya tidak terlalu mencontoh ke sana,” ujarnya.
Diharapkan, Nyawang Bulan dapat menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun luar, ke depan. Sehingga, mampu menunjang ekonomi masyarakat dari setiap kunjungan.
“Pengunjung yang datang dari daerah jauh bisa menginap di sini dan selayaknya destinasi wisata lainnya,” ucapnya.
Daya tarik Nyawang Bulan rupanya mengundang Dedi Mulyadi atau Kang Demul mengunjungi Kampung Bunisari.
“Beliau ada waktu untuk berkunjung ke sini dan support kegiatan seperti ini,” kata Edi.
Meskipun digelar secara outdoor, cuaca tak menjadi hambatan untuk diadakan Nyawang Bulan.
“Jika hujan tetap saja diadakan, bila reda kembali lagi acara seperti semula. Kita juga harus percaya kepada spiritual, bukan meminta ke yang gaib tapi melalui perantaranya dari Gusti Allah. Biasanya kita ada pawang hujan, belum pernah ada gelaran terus bubar,” jelasnya.
Edi mengatakan, tren kunjungan tiap acara semakin tinggi. Namun tak sedikit warga sekitar yang masih enggan datang ke Nyawang Bulan.
“Bahkan pengunjung lokal bisa dihitung jari, tidak tahu kenapa. Mereka masih segan untuk datang. Banyaknya dari luar,” tuturnya.
Pada perhelatan Nyawang Bulan, kata Edi, banyak yang diambil dari sisi positif, di antaranya mengurangi sampah plastik dan mengonsumsi makanan yang sehat.
Sehingga, hal tersebut dapat menjadi kebiasaan warga dalam perilakunya sehari-hari.