300 Lebih Warga Gorontalo Mengungsi karena Banjir Bandang, Ruang Kelas SD Jadi Tempat Pengungsian
Kepala Sekolah SDN 38 Hulonthalangi, Isnawati Bobihu menuturkan, sekolahnya seakan sudah jadi langganan tempat pengungsian apabila terjadi banjir.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga Kota Gorontalo, Gorontalo terpaksa mengungsi karena banjir.
Diketahui, Kota Gorontalo dihantam banjir bandang yang disebabkan oleh hujan deras sejak Rabu (26/6/2024) malam.
Hujan yang turun sejak malam hari pun membuat Sungai Bone meluap.
Air pun menggenangi rumah-rumah warga di sekitar aliran Sungai Bone.
"Iya, kami mengungsi di sini sejak tadi malam, sekitar jam 9," kata Meylan Kadir (30), salah satu pengungsi, Kamis (27/6/2024).
Diketahui, ratusan warga tersebut mengungsi di gedung SD Negeri Hulonthalangi.
Rata-rata, mereka yang mengungsi di SDN 38 Hulonthalangi adalah warga Kelurahan Bugis dan Kecamatan Dumbo Raya.
Mengutip TribunGorontalo.com, total ada lima ruang kelas di lantai dua gedung sekolah yang dipakai untuk tempat pengungsian.
"Kalau tidak mengungsi, nanti kami tidur di mana, kalau tidur di rumah sudah tidak memungkinkan," imbuh Maryam Patino (54), pengungsi banjir SDN 38 Hulonthalangi.
Maryam menuturkan, banjir yang melanda kawasan Dumbo Raya mencapai dada orang dewasa.
"Pemerintah sudah mendata kami sejak tadi malam, pagi ini juga ada yang datang mendata dari pihak BNPB kalau tidak salah," kata Meylan Kadir.
Baca juga: 2 Kecamatan di Gorontalo Dilanda Banjir, 350 Jiwa Mengungsi di Ruang Kelas Sekolah Dasar
Sementara itu, Kafrawiyanto Maku selaku Kabid Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gorontalo menuturkan, pihaknya telah memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan.
"Pada intinya, dari kami bantuan pelayanan kesehatan dan pengobatan berupa paket pengukuran tekanan arah, sekaligus pembagian obat-obatan," kata Kafrawiyanto Maku.
Ia menuturkan, penyakit yang diderita para pengungsi di SDN 38 Hulonthalangi juga masih tergolong keluhan umum yang tak terlalu parang.
"Rata-rata keluhannya gatal-gatal, beringus, panas, batuk, dan itu keluhan umum para korban terdampak banjir," terangnya.
SDN 38 Hulonthalangi Selalu Jadi Tempat Pengungsian
Setiap Kota Gorontalo dilanda banjir, gedung dari SDN 38 Hulonthalangi selalu dijadikan tempat pengungsian.
Diketahui, para pengungsi mulai berada di sekolah tersebut sejak Rabu (26/6/2024) malam.
Kepala Sekolah SDN 38 Hulonthalangi, Isnawati Bobihu, kepada TribunGorontalo.com menuturkan, sekolahnya seakan sudah jadi langganan tempat pengungsian apabila terjadi banjir.
"Iya, sekolah ini memang selalu jadi tujuan masyarakat untuk mengungsi jika banjir terjadi, istilahnya sudah menjadi 'langganan'," kata Isnawati Bobihu.
Isnawati menuturkan, tahun ini merupakan tahun kelima ia menjabat sebagai kepala sekolah, dan tiap tahunnya selalu ada pengungsi datang.
"Alhamdulillah menjadi berkah bagi kami untuk menerima masyarakat berteduh sementara di sini," tutur Isnawati.
Menurutnya, SDN 38 Hulonthalangi selalu jadi tempat mengungsi lantaran lokasinya dengan dengan rumah para pengungsi serta akses jalan yang mudah.
"Di sini rata-rata pengungsi datang dari Kelurahan Kampung Bugis, Dumbo Raya, jadi jarak dari rumah mereka ke sini relatif dekat," imbuh Isnawati.
Meski para pengungsi tak mengganggu aktifitas sekolah, namun, ada beberapa orang yang harus diingatkan untuk tak mengganggu kondusifitas sekolah.
"Sebenarnya aman-aman aja, tapi sesekali kami tetap harus ingatkan mereka secara baik-baik," kata dia.
"Sebab, dalam hal kebersihan toilet, masih ada yang lupa membersihkan selepas memakainya," ungkap Isnawati.
Ia menceritakan, sempat ada pengungsi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang buang air besar di pot bunga sekolah.
"Latar belakang pengungsi kan beragam, jadi kami harus memerhatikan hal itu. Pernah ada pengungsi yang rupanya berstatus ODGJ,"
"Ia sampai BAB di pot bunga, ada juga yang BAK di tangga. Hal-hal seperti ini yang perlu kami antisipasi," ungkap Isnawati.
Ia menuturkan, apabila ada hal yang menyimpang dari para pengungsi, Isnawati akan menegur melalui mikrofon sekolah.
"Biasanya saya tegur pelan-pelan lewat mic sekolah, kalau misalnya ada yang mulai buang sampah sembarangan," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Setiap Banjir, Gedung SD di Kota Gorontalo Ini 'Rangkap' Jadi Tempat Pengungsian
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunManado.com, Rafiqatul Hinelio)