Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Pasutri Pembunuh Penagih Utang di Sumbar, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Pasutri pembunuh penagih utang di Sumatra Barat ternyata tinggal di rumah tak layak huni. Suami bekerja sopir pengantar ayam, istri pedagang sayur.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Sosok Pasutri Pembunuh Penagih Utang di Sumbar, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
Rumah pelaku pembunuhan karyawan koperasi di Nagari Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Jumat (5/7/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - R dan istrinya YE, warga Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar), tega membunuh wanita penagih utang berinisial FRA (42) dengan sadis.

Korban ditemukan dengan kondisi tinggal tulang belulang di sebuah pembuangan sampah di Nagari Gaguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota.

Jasad korban ditemukan pada Rabu (3/7/2024), setelah sempat dilaporkan hilang oleh keluarga.

R dan YE nekat menghabisi nyawa korban dengan cara dianiaya dan dibakar hidup-hidup karena sakit hati.

Dari penelusuran TribunPadang.com, pasutri pembunuh penagih utang itu tinggal di rumah tak layak huni.

Rumah mereka hanya berukuran sekira 2x3 meter, terbuat dari kayu dan papan dengan atap terpal biru.

Rumah yang berlokasi di Nagari Guguak VIII Koto itu terletak di area pertanian milik warga.

BERITA REKOMENDASI

Di samping gubuk itu, tampak rumah semi permanen sedang dibangun sebagai bantuan pemerintah untuk warga kurang mampu.

Sehari-hari, R bekerja sebagai sopir pengantar ayam, sedangkan istrinya YE bekerja sebagai pedagang sayur keliling.

"Suaminya bekerja sebagai sopir untuk pengantaran ayam. Istrinya bekerja sebagai pedagang sayur keliling," kata seorang warga, Radi, Jumat (5/7/2024).

Di mata masyarakat, pasangan suami istri itu dikenal sebagai pribadi yang baik.

Baca juga: Penagih Utang di Sumbar Dibunuh Pasutri, Dianiaya lalu Dimasukkan Karung, Dibakar Hidup-hidup

Sehingga, warga tak menyangka R dan YE melakukan tindakan pembunuhan.


"Kami mengenal mereka sebagai orang baik. Suaminya terlihat lugu, sementara istrinya mudah bergaul dan akrab dengan warga sekitar," jelasnya.

R dan YE mengaku membunuh FRA karena tak terima dikata-katai oleh korban yang merupakan penagih utang dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Limapuluh Kota.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas