Tanggapan Kapolda NTT Soal Polemik Seleksi Calon Taruna Akpol, Sebut Proses Seleksi Transparan
Dari unggahan akun TikTok @laurensiuslebatuk terlihat ada 11 nama casis Akpol dari Polda NTT yang sudah lulus dan disebut akan dikirim ke Mabes Polri
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Hasil seleksi Calon Taruna Akademi Polisi (Catar Akpol) asal Nusa Tenggara Timur memicu polemik.
Pasalnya hanya satu dari 11 catar akpol yang merupakan asli orang NTT.
Mencuait isu hanya mengambil orang dalam.
Kapolda NTT Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga SH MA lantas menanggapi polemik itu.
Daniel menegaskan proses seleksi sudah sesuai aturan.
Kapolda Daniel menyampaikan hal ini melalui pesan WhatsApp kepada Manager Produksi Pos Kupang, Ferry Jahang, Selasa 9 Juli 20204 malam.
Baca juga: Diaspora Lembata Sedunia Minta Kapolri Bentuk Tim Investigasi Hasil Seleksi Casis Akpol di Polda NTT
"Apa sikap Kapolda dengan begitu ramainya reaksi masyarakat dan tokoh terkait persoalan ini, apakah tetap dilanjutkan atau ada evaluasi ulang" tanya Ferry Jahang.
"Kita sudah ikuti ketentuan dan aturan," jawab Daniel.
Mantan Kapolda Papua Barat ini menjelaskan proses seleksi penerimaan Akpol, Bintara dan Tamtama.
Ia menyebut tujuh point yang perlu diketahui terkait seleksi penerimaan anggota Polri.
Pertama, proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan transparan sehingga lulusan SMA/SMK yang memenuhi syarat bisa mendaftar ke Polres.
Kedua, selama pelaksanaan proses, semua tahapan diawasi secara ketat oleh pengawas internal (Itwasda dan Propam) serta pengawas eksternal dari berbagai kalangan seperti IDI, Himpsi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Jurnalis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, LLDikti, Bidang Meteorologi.
Ketiga, setiap tahapan tes dilakukan secara transparan dengan sistem one day service di mana hasil hari itu langsung diumumkan.
Keempat, ujian psikologi dan akademik dilakukan menggunakan sistem CAT menggunakan fasilitas lab komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang.