Nestapa Joni Si Pemanjat Tiang Bendera: Dulu Dapat Angin Surga dari Jokowi, Kini Gagal Masuk TNI
Joni menceritakan, setelah tamat di SMA Negeri 1 Atambua tahun 2024, ia langsung mengikuti tes masuk TNI Angkatan Darat (AD).
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM - Masih ingat dengan sosok Joni, siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terkenal usai aksi heroiknya memanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI pada 2018 viral di media sosial hingga dijanjikan diterima menjadi anggota TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)?
Aksinya memanjat dan membenarkan posisi tali pengerek bendera dielu-elukan banyak orang hingga diboyong ke Istana Kepresidenan RI di Jakarta dan bertemu Presiden Jokowi. Selain itu, ia sempat bertemu pengacara kondang Hotman Paris dan berfoto di mobil supercar dan mendapat hadiah rumah.
Kini, ia telah tumbuh dewasa dan menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan telah mengikuti seleksi anggota TNI.
Kini perasaan sedih dan kecewa menyelimuti hati dari pria bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau itu.
Joni menceritakan, setelah tamat di SMA Negeri 1 Atambua tahun 2024, ia langsung mengikuti tes masuk TNI Angkatan Darat (AD).
Namun, kenyataan pahit harus diterimanya, karena dirinya dinyatakan tak lolos seleksi penerimaan anggota TNI tersebut.
"Saya tidak lolos tes karena tinggi badan saya hanya 157 sentimeter," ungkap Joni, dikutiip dari Kompas.com, Minggu (4/8/20224).
Baca juga: Ahmad Luthfi Bukan Satu-satunya, Ini Sosok Lulusan Non-Akpol yang Mampu Berpangkat Komjen
Joni mengaku, niatnya sangat kuat untuk menjadi seorang tentara. Bahkan, ia selama ini tinggal bersama seorang anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti demi menggapai cita-citanya itu.
Ia pun selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin.
Namun, saat seleksi Penerimaan Bintara TNI AD 2024 di kota Kupang, dirinya sudah dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang.
Menurutnya, dia gagal pada tinggi badan sehingga disuruh untuk kembali mempersiapkan diri untuk seleksi kali berikut.
"Untuk saat ini mungkin persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin," ungkap dia.
Baca juga: Istana: Tak Ada Janji Jokowi ke Pejabat Daerah Terkait Rekrutmen CPNS
Kisah Joni diketahui publik setelah video aksi keberaniannya viral di media sosial, tahun 2018 lalu.
Pada saat itu, Joni merupakan pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan dan mengikuti upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.
Joni memberanikan diri memanjat tiang bendera setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat Bendera Merah Putih terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.
Saat upacara itu, Wakil Bupati Belu JT Ose Luan meminta Joni untuk naik ke atas podium.
"Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera. Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangkan negara ini begitu besar," tutur Ose.
Sedih dan Teringat Janji Jokowi
Joni mengaku sedih saat diumumkan dirinya gugur akibat tinggi badan yang belum memenuhi syarat dalam penerimaan Bintara TNI AD.
Bahkan, Joni menunjukkan kembali sepenggal video ketika di Istana Negara waktu itu.
"Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI, sehingga Presiden Joko Widodo langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," kenang Joni.
"Jujur saya, perasaan sangat sedih karena sudah dinyatakan tidak lulus terpilih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa. Tapi, mau bagaimana lagi," katanya lagi.
Ingin Banggakan Ayah yang Telah Meninggal
Meski gagal lolos seleksi penerimaan anggota TNI Angkatan Darat, Joni masih mempunyai tekad bulat untuk kembali mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun depan.
Dia berjanji akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi nanti bisa lulus.
Baca juga: Kronologi Pilot Helikopter Asal Selandia Baru Dibunuh KKB di Mimika, Jenazah dan Helikopter Dibakar
Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.
"Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," kata Joni, yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.