Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Bertato Anak Buah Iptu Rudiana Disorot, Katanya Paling Sadis Aniaya Terpidana Kasus Vina

Giliran anak buah Iptu Rudiana yang kini disorot, sosok polisi bertato ini disebut paling kejam aniaya terpidana kasus Vina pada 2016 silam.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Polisi Bertato Anak Buah Iptu Rudiana Disorot, Katanya Paling Sadis Aniaya Terpidana Kasus Vina
Kolase Facebook/Youtube tvone/ist
Kolase foto Iptu Rudiana, Aldi, adik dari Eka Sandi terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki mengaku disiksa polisi hingga dipaksa minum air seni saat diinterogasi dan Aris Papua, polisi bertato yang sadis siksa terpidana kasus Vina Cirebon di tahun 2016. 

Aris memposting pada 7 Oktober 2017, sementara para terpidana divonis pada 26 Mei 2017.

Iptu Rudiana Bantah Siksa Terpidana

Sementara itu, Iptu Rudiana membantah telah menyiksa para terpidana kasus Vina.

"Tidak ada (disiksa), karena pada saat saya menyerahkan ke Reskrim, posisi masih utuh dan kami foto, ada dokumentasinya," kata Rudiana saat konferensi pers bersama Hotman Paris.

Ia menegaskan kalau para terpidana itu tidak dianiaya oleh dirinya dan anak buahnya.

"Posisinya masih utuh, tidak ada penganiayaan," ungkap Iptu Rudiana lagi.

Adik Terpidana Kasus Vina Sebut 2 Polisi Paling Kejam, Disuruh Lari dan Ditembak saat Dibebaskan

Pengakuan menyudutkan polisi kembali dikatakan salah satu keluarga terpidana Kasus Pembunuhan Vina.

Tak tanggung-tanggung, ada 3 nama polisi yang disebut oleh keluarga terpidana kasus Vina Cirebon tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Ketiga polisi itu disorot karena perlakuan negatif mereka, menurut pengakuan keluarga terpidana.

Ketiga polisi itu adalah Aris Papua, Gugun Gumilar dan Iptu Rudiana.

2 sosok pertama disebut Aldi, adik Eka Sandi terpidana kasus Vina di sidang Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal di Pengadilan Negeri Cirebon.

Aris Papua dan Gugun Gumilar merupakan anak buah Iptu Rudiana pada 2016 silam.

Aldi mengaku melihat para terpidana kasus Vina dipukuli di depan SMPN 11 Cirebon.


Dia yang melintas kemudian juga dipukuli oleh polisi.

Baca juga: Eks Wakapolri Oegroseno Bicara Nasib Penyidik Kasus Vina Cirebon Tahun 2016, Terancam Dipecat 

Dalam sidang tersebut, Aldi mengatakan anak buah Iptu Rudiana itu melakukan penganiayaan terhadap dirinya dan para terpidana lain di tahun 2016 silam.

Bahkan sampai dirinya berdoa ingin dimatikan saja.

Awalnya, Aldi bercerita bahwa dirinya saat hari penangkapan sedang membeli bensin yang diminta Eka Sandi.

Mendekati SMPN 11 Cirebon, Aldi melihat kakaknya sedang dipukulin di dalam mobil polisi.

Para terpidana (dulu tersangka) dimasukkan ke dalam bagasi belakang dalam keadaan terbuka.

Sehingga, Aldi bisa melihat jelas enam tersangka itu sedang dianiaya.

Kemudian, Aldi yang sedang mengendarai sepeda motor langsung dihentikan oleh polisi.

Lalu, ia dihajar di lokasi tersebut.

Aldi lalu menyebut tiga nama polisi yang memukulinya.

"Gugun, Aris Papua dan Pak Rudiana," kata Aldi sambil menunjukkan bagian kepalanya.

Pemukulan itu dilakukan di mobil polisi. Ia akhirnya ikut dibawa bersama enam terpidana ke Polres Cirebon Kota.

Selama dalam perjalanan, Aldi menuturkan sang kakak bersama terpidana lain juga dipukul, dijambak oleh polisi bahkan dibalsem.

Setibanya di Polres Cirebon Kota, para terpidana diminta jalan bebek menuju ruangan Kanit Narkoba. Diketahui pada saat kasus itu terjadi, Iptu Rudiana menjabat sebagai Kanit Narkoba Polresta Cirebon.

Di sana, Aldi dan para terpidana kembali mendapatkan penyiksaan.

Mirisnya mereka sampai meminum air kencing.

"Dipukul, kan sampai remuk Pak. Sampai mau jalan saja enggak bisa, Pak. Sampai mau masuk ke penjara pada ngesot, Pak itu tuh. Sudah darah semua, Pak. Sudah enggak pada kuatlah, kayak sudah dijadikan binatang," bebernya.

"Sudah sampai sana tuh Pak, sudah mau sampai penjara saja, saya sudah dipukulin sama gembok baru mau masuk. Habis dipukulin pakai gembok, saya diminumin air kencing satu gelas gede. Semuanya harus minum. Habis minum air kencing itu ada polisi yang bawa sandal Eiger, semua ditabokin. Ya Akhirnya sampai remuk Pak," jelasnya.

Baca juga: Oegroseno Sentil Propam Kurang Jeli Periksa Iptu Rudiana, Sejak Awal Banyak Pelanggaran

Tak hanya itu saja, Aldi juga mengaku mendapatkan ancaman dari Gugun dan Aris Papua.

"Ada. (Kata polisinya) masih mending, ditembak mati semua saja daripada kamu pada hidup. Orang dua itu, Pak. Namanya Aris Papua sama Gugun. Aris Papua sama Gugun itu paling kejam. Itu yang ngebalsem saya," jelasnya.

Rasa sakit dianiaya penyidik tersebut masih membekas hingga kini.

Sebab, pada saat itu, Aldi rasanya sampai ingin mati saja.

"Aris Papua sama Gugun Pak, saya merasa saya sakit itu dipukul sama orang dua itu pak. Masih mending mati daripada saya dipukulin Pak," ungkap Aldi.

Aldi pun akhirnya dibebaskan.

Namun, ia tetap mendapatkan penganiayaan saat keluar dari kantor polisi.

"Sampai saya pulang saja ditembak tiga kali, saya disuruh lari saya enggak lari pak. Saya di depan situ enggak lari. Sampai pulang benjut pak. Saya ngerasa, apa ya, Allah enggak ada keadilan," katanya. (tribun network/thf/TribunJabar.com/TribunnewsBogor.com/TribunJakarta.com)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas