Kuasa Hukum Sebut Aep Diminta Seorang Politisi untuk Ubah Keterangan: Dia Menolak, Ada Rekamannya
Kuasa Hukum Aep, Pitra Romadoni menyebut kliennya sempat dibujuk seorang politisi untuk mengubah keterangan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan terpidana kasus Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat, Saka Tatal diperiksa terkait kasus dugaan pemberian keterangan palsu dengan terlapor Aep dan Dede, Rabu (13/8/2024).
Terkait pemeriksaan itu, kuasa hukum Aep, Pitra Romadoni memberikan penjelasannya.
Pitra mengaku telah mengonfirmasi langsung ke Aep terkait dugaan memberikan keterangan palsu di kasus Vina, 2016 silam.
"Dia (Aep) menegaskan bahwasannya keterangan dia itu benar," kata Pitra, dikutip dari tayangan YouTube tvOneNews, Rabu (14/8/2024).
Dalam kesempatan itu, Pitra juga mengungkap adanya peran dari seorang politisi yang mempengaruhi Aep.
Pitra menuturkan, politisi tersebut meminta agar Aep mengubah keterangan dan mengikuti kehendaknya.
"Bahkan ada salah satu politisi yang meminta untuk merubah keterangannya (Aep) dan dia mempengaruhi Aep agar mengikuti kehendak dari salah satu politisi ini dan mengikuti seperti yang dia (politisi) sampaikan," ungkapnya.
Namun, menurut Pitra, Aep menolak tawaran tersebut dan tetap memberikan keterangan sesuai yang diketahuinya.
"Akan tetapi dia (Aep) menolak itu, ada rekamannya sama kita. dia sampaikan kepada politisi ini 'Pak mohon maaf Pak. Apa yang saya lihat dan alami dan saya tahu sendiri itu yang saya sampaikan dan saya tidak mau mengubah keterangan saya', itu keterangan di rekaman itu," beber dia.
Pitra juga merasa kliennya itu mendapat ancaman dari politisi tersebut.
"'Oh yawes kalau seperti itu nanti kamu akan di laga aja di pengadilan', ini kan udah mengancam juga," tandasnya.
Baca juga: Saka Tatal Dicecar Polisi 32 Pertanyaan soal Dugaan Keterangan Palsu Aep-Dede di Kasus Vina Cirebon
Pitra pun mempertanyakan kepentingan dari politisi itu membujuk Aep untuk mengubah keterangan.
Menurutnya, itu bukanlah wewenang seorang politisi.
"Apa kepentingan dari politisi ini melakukan tindakan-tindakan yang menurut saya di luar kewenangan dia. Karena dia kan bukan penyelidik juga tapi dia sampai mempengaruhi saksi-saksi, nah ini yang kita sesalkan," pungkasnya.
Kesaksian Aep
Pada 24 Mei 2024, Aep membeberkan kesaksiannya terkait peristiwa tewasnya Vina dan Eky, delapan tahun silam.
Aep mengungkapkan, sempat melihat pengendara motor mengenakan seragam XTC sedang dikejar seseorang.
Dia menyebut, pengendara motor itu dilempari batu.
"Kejadian itu kebetulan saya lagi di warung, terus ada pengendara motor yang berseragam XTC lewat."
"Terus langsung dilempari batu, terus dikejar-kejar, berhubung saya takut di situ, akhirnya saya pulang saja," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (10/7/2024).
Dikatakan Aep, ada sekira delapan orang yang mengejar Vina dan Eky.
"Bicara melempar, saya kurang tahu ya, masalahnya di situ juga anak-anak ada sekitaran delapan orang. Cuma yang memepet itu, ada empat motor," terangnya.
Dalam kesaksiannya, Aep juga sempat menyebut nama Pegi.
Aep menuturkan, Pegi kerap berada di sekitar bengkel di tempat dirinya bekerja sebagai montir di Cirebon.
"Bicara anggota geng motor itu kurang tahu juga, cuma mereka sering nongkrong saja di situ," jelas dia.
Baca juga: Aep Dikawal 4 Orang Saat Temui Ayahnya di Lembur Pakuan, Abah Rudi : Sulit Bicara dari Hati ke Hati
Dia mengungkapkan, Pegi dan gerombolannya kerap berkumpul di lokasi tempat dirinya bekerja.
Hanya saja, dia mengaku tidak tahu aktivitas yang dilakukan oleh mereka.
"Keseharian Pegi (dan gerombolannya) saya kurang tahu, yang saya tahu itu si Pegi sering kumpul sama anak-anak situ. Sering nongkrong setiap sore, kalau enggak sore, malam nongkrong di situ," ungkapnya.
Aep juga mengaku sempat diperiksa oleh ayah Eky, Iptu Rudiana, sebelum tujuh terpidana ditangkap.
Adapun Rudiana, kata Aep, bertanya terkait peristiwa tewasnya Vina dan Eky.
Kala itu, Aep mengaku tahu para pelaku yang menyebabkan Vina dan Eky tewas.
"Bapak almarhum Eky menanyakan ke saya, kamu tahu semalam ada kejadian ribut-ribut di sini?"
"Saya spontan bilang ya saya tahu, Pak. Terus kamu tahu pelaku-pelakunya? Ya saya tahu, Pak," bebernya.
Setelahnya, Aep mengaku sempat diberi nomor kontak dari Iptu Rudiana untuk memberikan informasi jika para pelaku tengah berkumpul.
Dia kemudian menghubungi Iptu Rudiana setelah mengetahui para pelaku berkumpul di dekat tempat kerjanya.
Lantas para pelaku itu langsung ditangkap di hari yang sama ketika Aep melapor ke Iptu Rudiana.
"Sudah begitu dia (ayah Eky) kasih nomor HP, dia bilang kabari saya ya kalau anak-anaknya pada nongkrong."
"Saya bilang, iya Pak. Hari itu juga sore sekitar jam 5, saya kabari Om Rudi (para pelaku berkumpul)."
"Ya, di depan bengkel saya (lokasi penangkapan), di tempat tongkrongan itu," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Yohanes Liestyo Poerwoto/Milani Resti Dilanggi)