Masih Bocah, 3 Pelaku Perkosaan dan Pembunuhan Siswi SMP Dilepas, Ayah Korban Murka Tuntut Keadilan
Tiga pelaku menjalani rehabilitasi Panti Rehabilitasi Anak di Ogan Ilir, dengan pengawasan orang tua, dinas sosial, polisi.
Editor: Willem Jonata
Ayah korban murka
Safarudin, ayah korban AA (13), murka setelah mendengar pelaku tak ditahan, melainkan jalani rehabilitasi.
Ia merasa kecewa karena perbuatan pelaku tidak manusiawi meskipun masih anak-anak.
mengaku sempat lega ketika empat orang pelaku telah ditangkap polisi. Namun dia kembali merasakan suasana hati yang kacau ketika mendengar kabar kalau tiga pelaku rencananya tak ditahan, melainkan di bawa ke Balai/Panti Rehabilitasi.
Berdasarkan keterangan polisi, hanya IS (16) tersangka utama yang akan menjalani proses hukum, sedangkan tiga lainnya yakni MZ (13), NS (12), dan AS (12) akan dibawa ke panti rehabilitasi.
"Barulah lega pelakunya dapat. Ini saya sudah tenang, sudah enak, nah ini jadi kacau lagi sekarang pikiran," ungkap Safarudin, Jumat (6/9).
Semenjak tahu kalau putrinya ditemukan sudah tak bernyawa di area pemakaman Cina, Talang Kerikil, Safarudin bisa merasa tenang. Bahkan ia mengaku sulit tidur.
"Pas kejadian di hari itu, aku gelisah terus. Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis. Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma dia yang ikut saya," katanya.
Ia sama sekali tak menerima ketika mengetahui kabar tiga pelaku tidak ditahan. Menurutnya, kendati tiga pelaku masih tergolong usia anak-anak, namun perbuatannya sangat tidak manusiawi.
"Kalau orang tiga itu pulang saya tidak setuju benar. Memang iya mereka anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh ," katanya.
"Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja empat-empatnya hukuman setimpal," katanya.
Ia membayangkan jika peristiwa nahas tersebut terjadi pada anak lain dan dengan alasan di bawah umur pelaku tidak ditahan.
"Seandainya (orangtua) yang lain kena juga (anaknya) seperti saya, bagaimana coba, bayangin. Darimana adilnya, kok satu aja yang ditahan, kan itu empat yang melakukan," sambungnya.
"Tolong pak polisi, tolong dong jangan kasih pulang, kasih aja hukuman setimpal. Saya minta tolong benar, saya pengen ada keadilan," seru dia.