Sosok Nia Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Tak Wajar di Sumbar: Berlatih Silat demi Jaga Sahabatnya
Saat di INS Kayu Tanam, Nia rela datang terlambat dan menerima hukuman demi menyiapkan barang dagangannya, dijajakan di sekolah.
Editor: Erik S
Sepengetahuan Yoeka, Tidak hanya berjualan, usaha lain sampai kuli panggul pernah juga dicoba oleh Anya.
"Kalau saya jadi Anya, mungkin tidak akan bisa. Hanya manusia terpilih bisa melakukan hal serupa," ujarnya, diiringi uraian air mata yang sudah tertahan sejak awal diwawancara TribunPadang.com.
Dalam isakan sendu, Yoeka mengaku masih belum bisa menerima kenyataan. Kehilangan Anya adalah pukulan bagi anak umur 18 tahun itu.
Terakhir pertemuannya dengan Anya juga tidak disengaja, karena pasca menyelesaikan sekolah keduanya sudah sibuk masing-masing.
Pertemuan itu terjadi di pasar, satu pekan sebelum Anya dinyatakan hilang, dengan kebetulan, keduanya sempat berbincang dan makan bersama sebelum berpisah.
Pasca pertemuan itu, komunikasi keduanya tidak berjalan seperti biasa, Yoeka yang baru mendapat pekerjaan, mulai sibuk dengan rutinitasnya.
Baca juga: Teka-teki Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Mulai Terkuak: Terduga Pelaku Sering Nongkrong Dekat TKP
Sedangkan Anya masih berjibaku menjajakan gorengan mewujudkan mimpinya berkuliah dan menjadi guru bahasa Indonesia.
Nia Janji Jaga Yoeka
Masih menyeka air mata, Yoeka kembali mengingat pesan-pesan Anya pada dirinya, satu diantaranya saat ia ingin ikut berlatih silat.
Anya adalah seorang yang jago bela diri antara mereka berdua, selain untuk menjaga diri, Anya ikut beladiri mengisi waktunya, disela berjualan.
Melihat Anya yang bisa bela diri, Yoeka juga tertarik untuk mencoba, tapi ternyata Yoeka terlalu lemah untuk mengikuti olahraga ini.
Beberapa kali saat latihan ia harus mengeram sakit, saat menerima tendangan dari pesilat lain.
Baca juga: Tangis Keluarga Gadis Penjual Gorengan, Korban Sisihkan Uang untuk Kuliah, Minta Pelaku Dihukum Mati
Waktu itu, Anya langsung meminta Yoeka agar tidak melanjutkan latihan silat dan tidak perlu menyiapkan bekal untuk membela diri, karena Anya siap melindungi dan menjaga Yoeka.
"Kalau adek (sapaan akrab Nia pada Yoeka) tidak sanggup, tidak usah lanjutkan. Adek tidak perlu takut, biar Anya saja yang jaga adek," ujar Yoeka berurai air mata mencontohkan percakapan Nia Kurnia Sari.
Tangis Yoeka membuatnya kembali pada ingatan masa itu, beberapa kali ia mengangkat kerudungnya untuk menyeka air mata.