Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Populer Regional: Pelarian Pembunuh Gadis Penjual Gorengan - Fakta Puncak Bogor Macet Total

Berita populer regional dimulai dari update kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan hingga fakta jalur Puncak Bogor macet total.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Suci BangunDS
zoom-in 5 Populer Regional: Pelarian Pembunuh Gadis Penjual Gorengan - Fakta Puncak Bogor Macet Total
Kolase Tribunnews.com
Berita populer regional dimulai dari update kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan hingga fakta jalur Puncak Bogor macet total. 

Ia mengaku, melihat korban saat siang hari, sewaktu melakukan pengejaran dengan pihak kepolisian.

Saat melihat IS, Masdianto mengaku langsung melapor pada ketua tim pencarian, untuk menyisir ke lokasi tempat korban lari dan menghilang.

Baca selengkapnya.

2. Update Kasus Kematian dr Aulia Risma, Polda Jateng Temukan Invoice Pemesanan

Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bullying.
Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bullying. (HANDOUT)

Inilah kabar terbaru soal kematian dr Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip).

Komisi IX DPR RI dan RSUP dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah mengakui ada tindakan perundungan yang dialami Aulia Risma.

Pengakuan tersebut lantas ditanggapi oleh Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto.

Ia mengatakan, pengakuan adanya perundungan tersebut mempermudah proses penyelidikan.

Berita Rekomendasi

Mengutip TribunJateng.com, Senin (16/9/2024), diketahui penyelidikan kasus ini dilakukan setelah pihak keluarga Aulia Risma membuat laporan ke Polda Jateng.

"Pernyataan Undip dan RSUP Kariadi bisa menjadi petunjuk penyidik untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam sekaligus mempermudah proses pembuktian kasus tersebut," jelasnya.

Hingga saat ini, pihak Polda Jateng telah memeriksa sebanyak 29 saksi.

Saksi-saksi tersebut yakni keluarga korban, staf Kemenkes, Kemendikbud Ristek, teman seangkatan korban, pihak yang berkomunikasi dengan korban, dan bendahara angkatan PPDS.

"Sementara dari yang seangkatan dulu. Nanti para seniornya menyusul," terangnya.

Kombes Artanto mengatakan, pihak keluarga sebelumnya telah menyerahkan sejumlah bukti dalam kasus ini.

Salah satu bukti yakni adanya invoice pemesanan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas