Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

11 Hari Diburu Polisi, Tersangka Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Bertahan Hidup dari Gaji Rp200 Ribu

Sebagai putra asli daerah, IS memahami seluk-beluk wilayah sekitar tempat ia bersembunyi, yang memudahkan aksesnya mendapatkan makanan

Editor: Erik S
zoom-in 11 Hari Diburu Polisi, Tersangka Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Bertahan Hidup dari Gaji Rp200 Ribu
Tribunnews.com
IS (26), akhirnya mengaku merudapaksa dan menghabisi nyawa gadis penjual gorengan, Nia Kurnia Sari di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, PADANG PARIAMAN–  IS (28) mengandalkan uang Rp200 ribu bertahan hidup selama 11 hari dari kejaran polisi.

IS menjadi target polisi setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan gadis penjual gorengan Nia Kurnia Sari (18) di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar).

Sebagai putra asli daerah, IS memahami seluk-beluk wilayah sekitar tempat ia bersembunyi, yang memudahkan aksesnya mendapatkan makanan dan perlengkapan.

Baca juga: Motif Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Dipicu Hasrat Ingin Setubuhi Korban

Menurut Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, IS mampu bertahan hidup dengan uang gaji terakhir yang didapatnya.

IS mendapatkan gaji sebesar Rp200 ribu sebelum melarikan diri setelah melakukan kejahatan. 

Uang tersebut berasal dari pekerjaannya sebagai pemasang listrik, yang ia terima dari atasannya.

"Apakah uang itu cukup atau tidak, yang jelas IS berhasil bertahan hidup hingga kami menangkapnya," ujar Irjen Pol Suharyono.

BERITA TERKAIT

Namun ada kemungkinan ia juga mendapatkan bantuan dari teman atau sanak saudaranya. 

Polisi mencatat IS sempat terlihat memasuki pondok-pondok petani di sekitar lokasi pelariannya.

"Kalau ada bantuan logistik dari pihak lain, belum bisa kami pastikan dan harus kami dalami lagi," kata Irjen Pol Suharyono. 

Kendati demikian, Irjen Pol Suharyono mengaku bahwa anggotanya telah memutus jalur logistik IS sejak melakukan pengejaran ke dalam hutan.

Baca juga: Motif Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Dipicu Hasrat Ingin Setubuhi Korban

Kondisi tersebut, yang menurutnya membuat kondisi IS makin tersudut dan tidak leluasa melakukan pelarian.

Pelaku sempat beli dagangan korban

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian, birahi menjadi motif utama di balik aksi kejinya keji tersebut.

Dugaan kuat ini, menurut Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, sifatnya masih belum akurat, karena pihaknya masih terus melakukan pendalaman dari keterangan tersangka berinisial IS.

Ia menerangkan, niat awal tersangka adalah membeli gorengan bersama tiga kawannya, yang dijajakan oleh korban.

Setelah membeli gorengan dan berinteraksi dengan korban, muncullah rencana jahat IS memperkosa korban.

Baca juga: Bakal Dijerat Pasal Berlapis, Tersangka Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Terancam Hukuman Mati

"Makanya ketika empat sekawan ini berpisah, satu orang yaitu IS pergi menghadang korban yang sudah meninggalkan mereka sejauh 200 meter," ujar Kapolda dalam jumpa pers di Mapolres Padang Pariaman, Jumat (21/9/2024).

Korban tersebut sudah mengarah pulang, tapi tersangka mengadang korban yang sudah tinggal 150 meter menuju rumahnya. 
 
Saat pengadangan itu, IS menyekap korban dengan menutup aliran pernapasannya menggunakan plastik penutup gorengan korban yang dipinggir-pimggirnya diikat batu kerikil.

Kejadian itu, sekira pukul 18.50 WIB, korban menyekap pelaku selama enam menit dengan menutup aliran pernapasannya.

Baca juga: Tersangka Pembunuhan Nia Kurnia Sari Penjual Gorengan di Padang Pariaman Terancam Hukuman Mati

Setelah menyekap korban, IS juga menyeretnya sejauh 300 meter sebelum melakukan aksi pemerkosaan.

"Saat melakukan aksinya IS juga tidak tahu apakah korban meninggal atau pingsan. Yang jelas korban sudah tidak sadarkan diri," ujar Kapolda.

Setelah itu, IS sempat mengikat kaki dan tangan korban dengan tali rafia merah yang sudah ia siapkan, baru melancarkan aksinya.

Pihaknya menilai, akibat niat awal memperkosa, korban ternyata kehilangan nyawa, terlebih korban juga diseret IS sendirian sejauh 300 meter.

"Dugaan sementara seperti itu, tapi akan kami dalami dulu. Setiap informasi dari tersangka akan kami telusuri," ujarnya.

IS ditangkap polisi pada Kamis (19/9/2024) sekitar pukul 15.40 WIB saat bersembunyi di loteng di salah satu rumah warga yang berada di Korong Padang Kabau, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.

 

IS Terancam Hukuman Mati

Atas tindakannya itu, IS telah melanggar Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan Pasal 285 KUHP tentang Pemerkosaan.

Selain kedua pasal di atas, Kapolda menilai jika ada perkembangan dari hasil penyidikan, bisa saja yang bersangkutan dijerat dengan Pasal 352 ayat (3) tentang Penganiayaan hingga Menghilangkan Nyawa Seseorang.

Ketiga pasal yang mungkin bisa menjerat IS, menurut Kapolda bisa diterapkan secara akumulatif atau alternatif.

"Kalau semua unsur bisa terpenuhi, IS bisa dihukum 15 tahun, 20 tahun bahkan hukuman mati. Tapi semua tergantung hasil persidangan," ungkapnya.

Kapolda menilai kasus ini mendapat perhatian publik di seluruh Indonesia dan perhatian dari pimpinan di pusat. 

Oleh karena itu, pelaku dipastikan akan dijatuhi hukuman seberat-beratnya, sesuai dengan tindakannya. (*)

Penulis: Panji Rahmat

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kapolda Ungkap Strategi Pemenuhan Logistik Tersangka Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Selama Pelarian

dan

Birahi Diduga Jadi Motif IS Perkosa hingga Bunuh Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

 

Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas