Dukungan Infrastruktur yang Baik Berperan Wujudkan Ketahanan dan Kemandirian Pangan
Sumber daya yang dimiliki Indonesia menjadi modal besar yang akan membawa Indonesia menjadi negara makmur.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia adalah negeri dengan kekayaan alam berlimpah dan tanah yang subur namun sayangnya lahan yang sangat luas ini belum digarap dengan baik bahkan salah dalam mengelolanya.
Padahal pengelolaan dilakukan secara benar, Indonesia bisa menjadi negara kaya mengingat Indonesia telah memenuhi berbagai unsur untuk menjadikan negara besar.
Founder Yayasan JHL Merah Putih Kasih (JHL Foundation), Jerry Hermawan Lo mengatakan, sumber daya yang dimiliki Indonesia menjadi modal besar yang akan membawa Indonesia menjadi negara makmur.
Baca juga: FAO Tetapkan Agroforestri Salak Indonesia Sebagai Warisan Pertanian Dunia
"Dulu orang-orang dari Portugis, Belanda datang ke Indonesia jauh-jauh datang untuk ambil rempah-rempah dan mendapatkan keutungan besar, sekarang saat mereka tidak ada dan kekayaan alam dikuasai 100 persen negara saatnya kita mengelola secara benar untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan," kata Jerry di sela-sela penandatanganan kerjasama YMPK menggandeng sejumlah resto, hotel, dan jaringan supermarket di Bogor akhir pekan lalu.
Dikatakannya, untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, yang memang butuh solusi jitu dan peran serta dari banyak pihak serta dukungan infrastruktur yang baik.
Selama 10 tahun pemerintah membangun infrastruktur yang akan membantu pemasaran produk hasil perkebunan baik.
"Dukungan infrastruktur, pengangkutan hasil alam dari desa menuju kota sudah jauh lebih baik sehingga buah tidak akan busuk di jalan karena kemudahan akses,” ucap Jerry.
Dikatakan bos JHL Group ini, soal kepastian hukum menjadi kunci juga menjadi salah satu kunci.
"Sekarang UU sudah baik mencuri, merampok ada ancaman hukuman juga perjanjian soal perbatasan tanah," katanya.
Faktor pendukung lainnnya, kata Jerry, Indonesia punya SDM yang melimpah ruah namun sayangnya kualitas belum memadai.
Regenerasi petani yang berkualitas masih kurang karena minat jadi petani masih rendah padahal bila dikelola dengan baik dan berbasis teknologi mutakhir, jadi petani bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi.
"Nah di sini tugas dari kita, pengusaha untuk membangun sumber saya manusia untuk Indonesia untuk menguasai tahan di Indonesia," katanya.
Yayasan JHL Merah Putih Kasih berupaya mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan selama 5 (lima) tahun ke depan sejalan dengan komitmen mewujudkan swasembada dan kemandirian pangan, yang kerap disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Bos JHL Group ini mengatakan, dirinya bersyukur banyak pengusaha yang menghubungi dan tertarik untuk ikut serta dalam program mencetak 1.000 sarjana pertanian.
"Bahkan, beberapa dari mereka ingin lahannya dikelola untuk bisa mendukung program ini,” ujarnya.
Dukungan investor juga menjadi salah satu kunci ketahanan dan kemandirian pangan.
Jerry mengajak masyarakat mecela pengusaha atau investor.
Berdasarkan pengalamannya, banyak orang desa menolak hadirnya pengusaha karena dianggap akan mengambil sumber daya alam yang ada.
"Mereka (warga. red) belum mengerti. (Pengusaha) Jangan disalahkan mereka. Ajak bicara diskusi. Tanyakan apakah bapak ibu punya uang Rp500 ribu, kalau ada sini masukin ke kantong saya, tentu akan menolak padahal pengusaga datang membawa uang bermiliar-miliar bahkan ratusan miliar yang menunjukkan kepercayaan pada warga," katanya,
Jerry Hermawan Lo berpendapat, keterlibatan investor benar-benar sangat dibutuhkan untuk membantu mengelola lahan-lahan yang ada di berbagai daerah.
Dengan begitu, masyarakat di daerah pun memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dari pemanfaatan lahan di bidang pertanian dan perkebunan.
Sementara itu, nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani YMPK bersama pimpinan dari jaringan supermarket Grand Lucky, Angke Jaya Resto, Seven Kingdoms Resto - Pluit, Babah Ramu Resto, Aroma Resto, JHL Solitaire Resto, Episode Hotel, dan klub sepak bola Dewa United – yang dapurnya rutin menyiapkan masakan untuk 300 orang.
MoU diteken di kebun sayur yang dikelola YMPK bersama para petani di Pakancilan, Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (21/9).
”Kerja sama dengan para tenant ini sangat diperlukan, agar sayuran segar yang dihasilkan para petani bisa terserap. Dengan begitu, simbiosis mutualisme antara penyedia dan pembeli sayuran pasca panen dapat terjamin,” ujar Ketua Dewan Pembina YMPK Jerry Hermawan Lo.
MoU ditandatangani terkait kerja sama jual beli sayuran segar produk petani Megamendung oleh para pengelola resto, supermarket, hotel, dan klub sepak bola tersebut.
Yang unik dari kerja sama ini, pihak YMPK menyerahkan ke para tenant untuk menentukan sendiri harga pembelian sayuran segar yang diproduksi para petani.
”Tentu, kita berharap, harga yang ditetapkan oleh para tenant segendang seirama dengan komitmen untuk mendukung sukses program mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan selama lima tahun,” kata Jerry.