Wali Murid di Tasikmalaya Kaget Beli Buku di Sekolah Rp 200 Ribu, Beli Online hanya Rp 25 Ribu
Wali murid di Tasikmalaya syok, beli buku di sekolah Rp 200 ribu, diberi diskon jadi Rp 180 ribu padahal beli online hanya Rp 25 ribu.
Editor: Theresia Felisiani
“Hal itu (jual beli buku) tidak benar, karena itu sudah ada pertemuan antara pihak orang tua murid dan penerbit buku. Pembelian buku ini tidak diwajibkan,” katanya.
Andri menegaskan, dari awal pihaknya tidak mewajibkan siswa membeli buku. Buku tersebut hanya sebagai pegangan.
“Dari awal juga kami tidak mewajibkan, tetapi untuk pegangan dan sebagainya silahkan, tetapi itu di luar kapasitas sekolah.
Baca juga: 75 Tahun Frankfurt Book Fair: Pameran Buku dan Ajang Protes
Kurikulum merdeka, untuk panduannya bisa lihat dari Google, tetapi memang mungkin orang tua murid ingin yang lebih praktis,” jelasnya.
Sementara terkait harga buku yang mahal, Andri mengaku tidak tahu menahu.
Pasalnya buku dijual langsung oleh penerbit.
“Sekali lagi sekolah tidak menjual buku, kami sudah komitmen dengan orang tua, itu pun kalau seandainya kalau memerlukan untuk literatur silakan.
Tetapi di luar kapasitas, itu kerja sama antara penerbit dengan orang tua dan bayarnya juga tidak cash, tetapi dicicil. Kami hanya memfasilitasi saja,” terangnya.
Andri menambahkan, pihak sekolah sudah mewanti-wanti orang tua siswa agar tidak berpikir sekolah menjual buku.
“Dari awal juga dengan orang tua siswa, kamis sudah mewanti-wanti, jangan sampai mengira pihak sekolah menjual, tetapi kalau tidak ada buku tersebut tidak ada buku panduan, jadi anak-anak tidak bisa belajar.
Kalau ada orang yang tidak mampu tidak diwajibkan,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Herdi Syok Beli Buku Anaknya di Sekolah Rp200 Ribu, Cek Online Cuma 25 Ribu, Kepsek SD: Tidak Wajib, https://jatim.tribunnews.com/2024/10/04/herdi-syok-beli-buku-anaknya-di-sekolah-rp200-ribu-cek-online-cuma-25-ribu-kepsek-sd-tidak-wajib?page=all