Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nabung Rp 10 Ribu Selama 5 Tahun, Warga Satu Desa di Jombang Umroh Bareng

Menginspirasi, warda satu desa di Jombang umroh bareng usai nabung Rp 10 ribu selama 5 tahun, candaan impian umroh bareng jadi kenyataan.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Nabung Rp 10 Ribu Selama 5 Tahun, Warga Satu Desa di Jombang Umroh Bareng
(KOMPAS.COM/TANGKAPAN LAYAR)
Suasana saat 35 warga Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berangkat umrah bersama-sama, Minggu (29/9/2024). Menginspirasi, warda satu desa di Jombang umroh bareng usai nabung Rp 10 ribu selama 5 tahun, candaan impian umroh bareng jadi kenyataan. 

Dalam sambutannya kala itu, Sudirman mengajak para peziarah Walisongo berdoa agar nantinya juga bisa berangkat umrah secara bersama-sama.

Namun, candaan Sudirman rupanya diamini para peziarah.

Mereka pun berdoa bersama agar rombongan itu bisa berangkat ke Tanah Suci secara bersama-sama.

"Waktu itu sebenarnya bercanda, tetapi semua waktu itu mengamini. Itu (berziarah) pada 2017," kata Sudirman.

Baca juga: Selamatkan Penumpang KA Dharmawangsa dari Rel Putus, Mbah Sarmo dan Mbah Jamin Banjir Hadiah

Sepulang ziarah makam Walisongo, candaan untuk berangkat umrah secara bersama-sama masih terkenang di pikiran masing-masing peziarah.

Menurut Sudirman, karena tinggal di desa yang sama dan sering ketemu, gagasan untuk bisa berangkat umrah bareng-bareng makin menguat.

"Awalnya memang bercanda, tetapi kemudian banyak yang bertanya gimana caranya bisa umrah bareng-bareng," ujar dia.

Berita Rekomendasi

Dari perbincangan ke perbincangan, ungkap Sudirman, muncul ide untuk membuka tabungan haji dan umrah bagi warga Desa Genukwatu, khususnya yang rutin mengikuti rombongan ziarah Walisongo.

Tercetusnya gagasan membuka tabungan haji dan umrah, terinspirasi dari penggalian dan pengelolaan dana santunan anak yatim yang telah berlangsung sejak 2012 di Desa Genukwatu.

Di Desa Genukwatu, tutur Sudirman, donasi dari warga setiap bulan bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta.

Donasi dari warga tersebut, kemudian didistribusikan kepada anak yatim secara tunai dan ditabung atas nama anak yatim penerima santunan.

"Itu sudah berjalan bertahun-tahun. Nah, dari situ muncul inspirasi, kalau uang dikumpulkan sedikit demi sedikit, nantinya akan menjadi banyak," kata Sudirman.

"Waktu itu kemudian terpikir, bagaimana kalau kita menabung Rp 10.000 perhari. Kalau rutin setiap hari, hitungannya setelah 5 tahun pasti sudah banyak," lanjut dia.

Ide menabung untuk biaya haji dan umrah akhirnya disampaikan kepada masyarakat yang biasanya pergi berziarah ke makam Walisongo.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas