Pengakuan Karyawan Sritex: 12 Tahun Gaji Tak Pernah Telat, Bingung Tiba-tiba Pailit
Rina (39) mengaku sangat sedih mendengarkan kabar pailitnya PT Sritex. Ia berharap Sritex tetap beroperasi.
Editor: willy Widianto
Laporan Wartawan Tribun Solo, Anang Ma'ruf
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Kesedihan mendalam menyelimuti karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) setelah beredar kabar perusahaan tekstil terbesar di Indonesia ini kesulitan keuangan. Ini berujung pada putusan Pengadilan Niaga Kota Semarang yang menyatakan Sritex pailit.
Baca juga: Presiden Prabowo Pimpin Rapat Bahas Kondisi Sritex, Pemerintah Terus Monitor Nasib Karyawan
Ratusan karyawan yang terkejut dan khawatir akan nasib mereka, terlihat berkumpul di area pabrik. Kesedihan hingga menangis pun terlihat dari pancaran kelopak mata mereka.
Seperti yang dirasakan oleh salah satu karyawan PT Sritex, Rina (39) mengaku sangat sedih mendengarkan kabar pailitnya PT Sritex.
"Ya sangat sedih (pertama mendengar kabar pailit), karena saya sudah lama di PT Sritex, sudah bekerja 12 tahun," kata Rina saat ditemui Tribun, Selasa(29/10/2024).
Baca juga: Permendag Nomor 8 Tahun 2024 Biang Kerok Hancurnya Sritex, Komisaris: Kita Terdisrupsi Terlalu Dalam
Ia yang saat ini menanggung beban keluarga bingung kedepannya seperti apa jika pailit itu benar-benar kejadian. Sebab, yang ia tahu pailit adalah kebangkrutan perusahaan yang menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Saya berdoa dan berharap sekali PT Sritex tetap maju terus," ujarnya.
Ia juga mengaku, selama 12 tahun bekerja ia mendapat seluruh hak sebagai karyawan. "Upah tidak pernah telat, seluruh hak terpenuhi," terangnya.
Baca juga: Empat Menteri Dapat Misi Selamatkan Sritex
Sementara itu, karyawan yang lain Mulyati (39) juga mengakui sangat sedih atas pemberitaan pailit tersebut. "Sedih yang pasti, mendengar saya malah dari berita TV waktu di rumah," kata Mulyati.
Baca juga: Bertemu Menperin AGK, Bos Sritex Pastikan Tetap Beroperasi Usai Pailit
Lebih lanjut, Mulyati juga sempat tidak mempunyai semangat untuk bekerja. "Rasanya down, malas bekerja. Tapi dari atasan memberikan pemahaman untuk fokus bekerja dan menyebut tetap baik-baik saja," tandasnya.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas membahas penyelamatan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang.
Sejumlah Menteri hadir dalam rapat tersebut diantaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan lainnya. Dalam arahannya Prabowo meminta perusahaan Sritex tetap berjalan.
"Tadi rapat dengan bapak presiden, yang pertama tentu beliau ingin update mengenai situasi terkini mengenai situasi industri tekstil, salah satunya Sritex dan arahannya beliau agar perusahaan tetap berjalan," kata Airlangga usai rapat.
Baca juga: Menghadap Menperin Agus Gumiwang, Bos Sritex: Diminta Tetap Beroperasi, 50 Ribu Orang Masih Kerja
Menurut Airlangga pemerintah masih menyusun langkah teknis untuk menyelamatkan perusahaan tersebut.
Pada tahap awal, Ditjen Bea Cukai akan mengizinkan Sritex untuk melakukan ekspor. Karena perusahaan yang dinyatakan pailit sudah tidak bisa melakukan ekspor/impor.
"Tahap sekarang kita monitor dulu yang pertama bea cukai sudah menyetujui bahwa impor ekspornya bisa terus berjalan dan ini dulu pernah dilakukan di kawasan berikat di daerah Jawa Barat. Jadi akan diberlakukan sama sehingga impor ekspornya terus berjalan sehingga kondisi perusahaan tidak terhenti," katanya.
Baca juga: Permendag 8/2024 Disebut Bikin Bisnis Sritex Lesu, Iwan S Lukminto: Usaha Tekstil Banyak yang Tutup
Sementara itu Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memastikan bahwa tidak ada PHK karyawan Sritex sekarang ini. Pemerintah terus memonitor nasib karyawan Sritex.
"Sampai saat ini belum ada laporan adanya PHK," katanya.