Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Aipda WH saat Sidang, Guru Supriyani Bentak Anaknya di Kantor Polisi

Kesaksian Aipda WH dalam sidang kasus guru Supriyani di Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (30/10/2024).

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kesaksian Aipda WH saat Sidang, Guru Supriyani Bentak Anaknya di Kantor Polisi
YouTube Kompas TV
Kanit Intel Polsek Baito, Aipda Wibowo Hasyim. Dia tengah menjadi sorotan publik setelah melaporkan guru honorer di Konawe Selatan, Supriyani setelah menuduh sudah melakukan penganiayaan terhadap anaknya. 

Petugas kepolisian mencoba menenangkan guru Supriyani dan Aipda WH memintanya untuk tidak membentak korban.

“Nah saya sampaikan kepada bu gurunya. Lho bu kita ini mau konfirmasi, jangan bentak-bentak anak saya.” 

“Setelah seperti itu dia masih dengan nada tinggi disampaikan bahwa dia tidak pernah melakukan pemukulan,” tandasnya.

Istri Aipda WH, FN kemudian membuat laporan kasus penganiayaan.

Baca juga: Bongkar Isu Uang Damai Rp 50 Juta di Kasus Supriyani, Propam Polda Sultra Periksa Kades Wonua Raya

Kesaksian Istri Aipda WH

FN mengaku menjadi orang pertama yang mengetahui luka lebam pada paha anaknya.

Saat ditanya penyebab luka di paha, korban menyatakan dipukul guru Supriyani karena belum selesai menulis.

Kasus pemukulan disaksikan teman sekelas korban sehingga FN mendatangi rumah temannya.

BERITA REKOMENDASI

"Dia sebutkanlah beberapa nama. Saya datang ke rumah salah satu teman anak saya, untuk memastikan kebenaran," ujarnya, Rabu (30/10/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com.

Teman korban membenarkan adanya kasus pemukulan menggunakan ganggang sapu.

Menurut FN, luka di paha anaknya menjadi melepuh karena gesekan celana.

Korban sempat tidak diperbolehkan sekolah selama seminggu lantaran kondisi lukanya semakin parah.

Baca juga: Camat Baito Ditarik, Guru Supriyani Kini Ditawari Tinggal di Rumah Dinas Bupati Konawe Selatan

"Kamis itu lukanya merah kehitaman garis ada lecet pada bagian paha kirinya. Jumat lecet itu semakin lebar yang bagian kanan itu ada melepuh," bebernya.


Setelah mendapat pemukulan, korban jadi enggan berangkat sekolah meski dibujuk orang tua.

"Setelah itu, memang minat ke sekolahnya berkurang, biasanya setiap bangun pagi 'Ayo ibu sudah jam 6, buatkan aku sarapan' tapi itu saya bangunkan, ada saja alasannya ke sekolah," terangnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas