Pondok Pesantren di Semarang Garap Inkubasi Bisnis untuk Mandirikan Ekonomi Santri
Program ini untuk mengasah keterampilan teknis para santri sekaligus menanamkan semangat kewirausahaan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Pondok Pesantren Edi Mancoro di Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menggulirkan program Inkubasi Bisnis yang bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren dan para santri melalui usaha percetakan.
Program inkubasi bisnis ini dimulai dengan pelatihan dan pendampingan bagi santri dalam keterampilan percetakan, mencakup desain grafis, produksi, dan pemasaran lewat bendera usaha Djitoe Digital Printing.
Program ini untuk mengasah keterampilan teknis para santri sekaligus menanamkan semangat kewirausahaan, sehingga mereka mampu menciptakan peluang usaha sendiri di masa depan.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Dr Basnang Said mengatakan, program inkubasi bisnis ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama RI untuk meningkatkan kemandirian pesantren di seluruh Indonesia.
"Program ini juga untuk memperkuat kapasitas ekonomi pesantren agar dapat menjalankan peran mereka secara optimal dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat," ujarnya dikutip Rabu, 6 November 2024.
Baca juga: Sosialisasi UU Pesantren, Majelis Masyayikh Luncurkan Standar Penjaminan Mutu Ponpes
Dijelaskan, pesantren Edi Mancoro dikenal sebagai pusat pluralisme, mengedepankan nilai-nilai yang diwariskan oleh almarhum Gus Dur. Pesantren ini sering dikunjungi mahasiswa dan tokoh agama dari berbagai negara yang ingin mempelajari prinsip-prinsip pluralisme yang diterapkan di dalamnya.
Sejak didirikan pada 1989 oleh KH Mahfudz Ridwan, pesantren ini telah berperan aktif dalam menciptakan dialog antarumat beragama.
Di dekat pesantren ini terdapar Danau Rawa Pening seluas 2.670 hektar, menawarkan keindahan alam dan terletak di antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.
Basnang Said mengatakan, Program Inkubasi Bisnis Kemenag dimulai sejak 2021 dan tumbuh signifikan. Pada tahun 2021 program ini diikuti 105 pesantren dan meningkat menjadi 1.524 di 2024.
"Hingga kini, total 3.600 pesantren telah terlibat dalam program ini, yang mendukung pembentukan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP)," ujarnya.
Saat ini, terdapat 437 BUMP yang beroperasi, memberikan kontribusi pada perekonomian pesantren dan komunitas sekitarnya.