Oknum Pejabat di Papua Pegunungan Aniaya Dokter Pakai Balok: Korban Patah Tulang Pipi dan Hidung
Pejabat pemerintah di Mamberamo Tengah, Papua Pegunungan aniaya seorang dokter hingga babak belur. Korban kini dirawat di Makassar.
Editor: Erik S
PB IDI juga mengapresiasi darma bakti yang sudah dilakukan oleh para sejawat dokter di wilayah Papua, khususnya di wilayah Papua Pegunungan.
"Di IDI Cabang Jayawijaya dengan seluruh anggotanya yang saat ini berjumlah 118 orang yang tersebar di 7 (tujuh) kabupaten di wilayah Papua Pegunungan,”terang Adib.
PB IDI berharap, kejadian penganiayaan yang dialami oleh dr Yordan ini menjadi kasus terakhir.
Jaminan keamanan, keselamatan jaminan insentif kesehatan para dokter dan dokter spesialis yang mengabdikan dirinya di wilayah Papua, semestinya juga menjadi perhatian bagi Presiden Republik Indonesia,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian PAN-ERB, Kemenko PMK, dan pemerintah daerah harus segera bertindak
“Permasalahan di wilayah Papua bukan hanya geografis saja, tetapi juga ada masalah keamanan, kesenjangan ekonomi, dan juga ada permasalahan yang berkaitan dengan kekurangan obat, alat kesehatan, infrastruktur yang memerlukan upaya kolaborasi dan sinergi bersama,"ungkap Adib.
Adib juga berharap Dr Yordan akan mendapatkan pendampingan trauma healing.
Baca juga: Supriyani Dituntut Bebas dari Tuduhan Aniaya Siswanya Anak Polisi, Begini Fakta-fakta Persidangan
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Jayawijaya, dr Lorina mengatakan, dr Yordan merupakan dokter kontrak, yang sudah ingin mengabdikan dirinya secraa penuh untuk wilayah Papua.
Lorina berharap kasus kekerasan terhadap para dokter di wilayah Papua menjadi perhatian khusus pemerintah, sehingga lebih banyak dokter yang mau mengabdikan diri di tanah ini.
"Para dokter umum dan spesialis di wilayah Papua seringkali mengalami situasi konflik yang mengakibatkan kekerasan fisik dan verbal,"ujarnya.
“Jumlah dokter umum dan spesialis yang mau bertugas di wilayah Papua dan Papua Pegunungan semakin sedikit dari tahun ke tahun karena konflik dan tidak adanya jaminan keamanan dan keselamatan ini,"akunya.
"Apalagi insentif yang diterima tidak sebanding dengan tingginya biaya hidup di Papua terutama di wilayah Pegunungan,”imbuhnya.
PB IDI mengapresiasi langkah cepat yang sudah dilakukan oleh pengurus IDI cabang Jayawijaya dan mendorong para sejawat dokter untuk tetap semangat melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
“Semoga kejadian ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat dan daerah apalagi pelaku kejadian ini adalah aparat pemerintah,” tutup Adib.