Murid SD di Subang Koma usai Di-bully 3 Kakak Kelasnya, Pj Bupati Turun Tangan
Seorang murid kelas tiga SD berinisial AR (9) di Subang, Jawa Barat kritis dan masuk rumah sakit setelah dirundung atau dibully oleh kakak kelasnya.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
Ia menuturkan, perundungan berlangsung seminggu yang lalu dan baru diketahui pihak sekolah.
"Iya betul tahunya sudah kritis, di rumah sakit itu baru tahu setelah seminggu kemudian, itu pun ada pihak keluarga tidak laporan tapi sambil ngomong ke guru kelas, itu pun saya tindaklanjuti, saya ke tempat korban saya tanyakan ke orangtua, karena dicek buku kejadian tidak ada laporan," ucap Kasim.
Kasim menambahkan, aksi perundungan ini terjadi di luar lingkungan sekolah.
"Kejadian di luar arena sekolah bukan di dalam, pada waktu istirahat, guru istirahat anak jajan di luar area sekolah," kata Kasim.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Fiyana menuturkan pihaknya telah menerima laporan terkait perundungan yang dialami AR.
"Kasusnya akan kita tarik ke Polres karena berkaitan dengan anak untuk penyelidikan lebih lanjut," kata Gilang saat dihubungi.
Bupati turun Tangan
Pj Bupati Subang, Imran, pun mendengar kasus ini.
Ia merasa prihatin atas peristiwa yang menimnpa AR.
Imran pun menjenguk AR di RSUD Subang, Jumat (22/11/2024) malam didampingi Direktur RSUD Subang, Ahmad Nasuhi dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang, Nunung Suryani.
"Kejadian ini sangat mengiris hati saya sebagai orang tua. Sangat sedih sekali melihat seusia anak yang duduk di bangku sekolah dasar mengalami kasus penganiayaan kekerasan dengan kakak kelasnya di sekolah yang sama,” ujar Imran, dikutip dari TribunJabar.id.
Imran pun telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang untuk segera mengambil langkah tegas.
Baca juga: Kondisi Mental Korban Perundungan Ivan Sugiamto Belum Stabil, Takut Bertemu Orang usai Kejadian
"Kumpulkan kepala sekolah dan guru sekolah itu untuk segera selesaikan permasalahan tersebut,"
"Saya akan bantu selesaikan juga kasus ini," katanya.
Imran juga meminta kepala sekolah untuk dinonaktifkan selama proses penanganan kasus ini.