Beda Pengakuan Kapolrestabes Semarang dan Satpam soal Siswa SMK Tewas Ditembak, Diklaim Ada Tawuran
Terdapat pengakuan berbeda terkait kronologi sebelum ketiga pelajar SMK N 4 Semarang ditembak.
Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
"Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas (menembak korban)," klaimnya.
Pernyataan Kapolrestabes Semarang ini berbeda dengan pengakuan satpam di perumahan Paramount.
Pasalnya, satpam di perumahan tersebut mengatakan tidak ada tawuran yang terjadi di sana.
"Tidak ada tawuran. Temanku yang jaga malam memastikan itu juga tidak ada tawuran."
"Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan)" ungkap satpam tersebut yang enggan disebutkan identitasnya, seperti diberitakan TribunJateng.com.
Selanjutnya, pihak sekolah juga meragukan bahwa korban adalah anggota gangster seperti yang disampaikan kepolisian.
"Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu."
"Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi."
"Jadi dihubungkan ke gangster kesimpulan kami ya tidak," kata staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B.
Baca juga: Sosok Aipda RZ, Tembak Siswa SMK yang Terlibat Tawuran, Korban Tewas karena Luka pada Pinggul
Pengakuan Sahabat
Sementara itu, teman korban juga tidak percaya dengan tudingan polisi bahwa GRO adalah anggota gangster.
"Dia (korban) orangnya baik tidak bersikap aneh-aneh," kata sahabat korban, Akbar Deni Saputra, saat bertakziah ke rumah nenek korban di Kembangarum, Semarang Barat, Senin, masih dari TribunJateng.com.
Ia mengaku bahwa korban sempat bermain ke rumahnya selepas pulang sekolah di daerah Ngaliyan, Jumat (22/11/2024).
"Makanya saya kaget ketika hari Minggu (24/11/2024) dikabari korban meninggal dunia," ungkapnya.
Sempat Dirawat di RS
Sebelumnya, GRO sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Kariadi Semarang.