Pertempuran Musa Qala: Kisah Pasukan Elite Inggris yang Nyaris Dihabisi Taliban
"Saya terpaksa menyisakan satu peluru untuk diri saya sendiri daripada ditangkap hidup-hidup lalu dijatuhi hukum penggal kepala,” ujarnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Pertempuran sengit di benteng Musa Qala berlangsung sepanjang bulan Agustus dan September 2006.
Pertempuran yang membuat pasukan Inggris sampai mengambil prinsip bertempur hingga mati itu mengakibatkan tiga personel pasukan gugur dan 12 personel lainnya terluka parah.
Walau demikian, jumlah korban ini termasuk minim mengingat para pejuang taliban yang bersenjata roket, granat, mortir, dan senapan mesin sudah berada dalam posisi mengepung dari semua arah.
Nasib sial pasukan elit Inggris itu dimulai ketika pada 23 Agustus 2006 sebanyak 88 personel pasukan dari Parachute Regiment dan Royal Irish Regiment mendapat tugas menggantikan pasukan NATO dari kontingen Denmark yang sudah usai tugas di benteng Musa Qala.
Gabungan pasukan elit Inggris yang bernama Easy Company itu didatangkan menggunakan dua heli Chinook secara senyap.
Tak berapa lama setelah Easy Company masuk benteng Musa Qala dan berlangsung serah terima pasukan, iringan-iringan pasukan NATO Denmark yang terdiri dari 40 kendaraan lapis baja dan delapan kendaraan pembawa senapan mesin berat meninggalkan benteng Musa Qala.
Proses pergantian pasukan Inggris dan Denmark itu ternyata diawasi secara cermat oleh para mata-mata dari para pejuang Taliban.
Mata-mata pejuang Taliban segera melapor kepada pemimpinnya bahwa kekuatan tempur yang menjaga benteng Musa Qala telah melemah karena pasukan Denmark sudah ditarik.
Kesimpulan dari pengamatan para mata-mata Taliban memang tidak salah. Saat itu pasukan Easy Company yang berkekuatan 88 personel hanya dipersenjatai dua senapan mesin berat dan sejumlah peluncur mortir.
Tim medisnya juga terbatas karena hanya ada satu dokter dan dua perawat serta tidak ada kendaraan militer sama sekali.
Posisi benteng Musa Qala sendiri berada di lembah tandus yang terbuka dan dikelilingi desa-desa yang penduduknya cenderung pro Taliban.
Posisi terbuka dan rawan sergapan itu membuat sulit bagi heli Chinook untuk mendarat secara aman demi mengirim bantuan logistik maupun pasukan.
Pengiriman pasukan dan logistik lewat darat juga beresiko tinggi karena semua akses jalan menuju Musa Qala sudah dikuasai Taliban.
Para pejuang Taliban ternyata paham betul posisi sitting duck pasukan Ingggris di Musa Qala dan sebelum bantuan tiba mereka sudah melancarkan serangan.