Indikasi Terjadinya Hujan Es, Berikut Tanda-tanda Alam Sebelum Kejadian
Indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat dapat dilihat melalui tanda-tanda sebagai berikut:
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Inza Maliana
Penyebab utama fenomena hujan es ini lebih banyak disebabkan oleh kondisi alam, yaitu kelembaban tinggi, massa udara yang tidak stabil, serta suhu permukaan bumi yang mendukung.
Hujan es merupakan hasil dari pembentukan awan comulonimbus yang tumbuh vertikal melebihi titik beku air.
Terjadinya awan comulonimbus merupakan bagian dari siklus hidrologi.
Awan ini tumbuh di ketinggian sekitar 450 mdpl hingga bisa mencapai 10.000 mdpl pada saat masa udara dalam kondisi tidak stabil.
"Hujan es hanya terjadi dari awan jenis Comulonimbus dengan suhu puncak awan mencapai -80 derajat celcius," terang BMKG Juanda di unggahan akun Instagram @infobmkgjuanda.
"Terdapat updraught atau aliran udara naik dalam awan yang sangat kuat yang menyebabkan awan tumbuh menjulang tinggi hingga lebih dari 5 km dan membawa uap air dari dasar terbawa ke atas dan mencapai lapisan freezing level atau titik beku," ungkap BMKG Juanda.
"Akibatnya, terjadi pengembunan secara tiba-tiba membentuk bongkahan es yang besar dan tidak sempat mencair saat mencapai permukaan tanah karena rendahnya suhu udara lingkungan," lanjut BMKG.
Jika suhu di permukaan bumi cukup rendah, maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail.
Tetapi jika suhu di permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan yg kita kenal.
Baca juga: 4 Tips Anti Rebahan Ini akan Bantu Kamu Jaga Produktivitas saat Musim Hujan
Baca juga: Mengenal Intelligent Feature DFSK Glory i-Auto yang Bikin Berkendara Saat Hujan Enggak Was-was
Hujan es biasanya terjadi dalam waktu yang tidak lama, tergantung volume awan Cumulonimbus yang terbentuk
"Kejadian hujan es sangat singkat biasa terjadi 3-5 menit dan disertai angin kencang," katanya.
Berlindung di bawah bangunan atau di dalam kendaraan atau payung bisa menjadi pilihan.
Namun yang perlu diketahui, partikel es yang turun dari langit tidak dianjurkan untuk dikonsumi.
Pasalnya, hal itu bisa saja membahayakan karena tidak diketahui polutan apa saja yang terlarut di dalamnya.
"Partikel es tidak boleh dijadikan minuman, karena kita tidak tau polutan apa yang ikut terlarut saat proses kondensasi," jelas BMKG Juanda.
(Tribunnews.com/Tio)