Teliti Alat Pendeteksi Gempa, 5 Siswi SMP dari Cianjur Raih Medali Perak di Olimpiade Internasional
Kelompok siswa SICC itu adalah Asa Kafatima Zahra, Alifiya Zarkasyi, Zahira Kayana Parahita Awang, Jasmeen Nur Rahmania dan Aprilia Nurhayati.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pelajar Indonesia menorehkan sejumlah prestasi dalam International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2023 yang digelar di Surabaya, Jawa Timur.
Selain MAN 3 Jembrana, kelompok siswi SMP Islam Cendikia Cianjur (SICC) juga didapuk medali perak berkat penelitiannya yang berjudul The Existence of Floarthec: Developing an Early Warning System with IoT.
Kelompok siswa SICC itu adalah Asa Kafatima Zahra, Alifiya Zarkasyi, Zahira Kayana Parahita Awang, Jasmeen Nur Rahmania dan Aprilia Nurhayati.
Asa Kafatima Zahra mengaku bangga penelitiannya mendapat penghargaan medali perak di olimpiade internasional.
Asa juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung penelitian timnya bisa memenangkan medali perak.
“Kami sangat senang, kami dari SICC mendapat penghargaan silver medal, semoga hasil karya kami ini bisa membawa manfaat kepada masyarakat luas khususnya masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa dan banjir. Kami juga berterima kasih kepada para guru dan pembimbing yang sudah mendampingi dan melatih kami dalam olimpiade internasional ini," ujar Asa dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/12/2023).
Baca juga: Juara Olimpiade Internasional Mischka-Devon Dilantik Jadi Friends of Mensa
Kemenangan SICC ini berkat penelitiannya tentang alat yang bisa mendeteksi gempa berbasis sensor yang hasilnya dapat dikirimkan secara cepat ke wilayah rawan gempa sehingga dapat meminimalisir korban akibat gempa atau banjir.
"Ide penelitian ini berangkat dari fenomena seringnya terjadi gempa dan banjir di Cianjur, yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Kami berfikir potensi korban bisa diminimalisir jika peringatan dini terjadinya bencana gempa dapat tersebar secara cepat di masyarakat, terutama di desa desa," ujarnya.
"Alat pendeteksi gempa dan banjir berbasis sensor dan IoT yang kami develop memungkinkan untuk mengirim peringatan seketika di desa di mana alat ini dipasang. Tidak harus menunggu pengumuman dari BMKG yg biasanya ada jeda 5-10 menit yang berharga."
Sekadar mengingatkan, gempa kuat pernah mengguncang Cianjur pada 21 November 2022.
Ketika itu, gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo berdampak merusak, sampai ratusan orang meninggal dan ribuan bangunan hancur.
Cianjur salah satu wilayah di Jawa Barat rawan yang terkena musibah gempa.
Olimpiade I2ASPRO
Olimpiade I2ASPRO adalah ajang yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Fakultas Sains Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Semua tingkat pendidikan dalam dan luar negeri, dengan semua tingkatan dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK, dan mahasiswa bisa mengikuti kompetisi ini.
Para peserta I2ASPO 2023 berkompetisi merancang produk inovasi yang dapat menjadi solusi permasalahan lingkungan.
Sementara berbagai macam kategori dan tema yang bisa dipilih oleh peserta dalam kompetisi ini antara lain pengelolaan sampah, teknologi internet of things (IoT) dan penerapannya, pangan fungsional, dan energi.