Fakta-fakta soal IMF-WB 2018 di Bali, Tuai Kontroversi hingga Kehadiran Orang Terkaya di Dunia
Berikut deretan fakta pertemuan IMF-WB 2018 di Bali. Tuai kontroversi hingga kehadiran orang terkaya di dunia.
Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
"Junk junk IMF. Junk junk World Bank!" teriak para peserta aksi seperti dikutip Tribunnews dari TribunBali.com.
Para peserta aksi membawa berbagai selebaran, bendera, juga spanduk saat berjalan dari parkir timur Lapangan Renon.
3. IMF-WB 2018 di Indonesia sudah diajukan di era SBY
Pelaksanaan IMF-WB 2018 di Bali ternyata sudah diajukan sejak 2014 saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai presiden.
Hal ini diungkapkan oleh Chatib Basri yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan di era SBY.
Chatib menjawab pertanyaan yang diajukan seorang netizen bernama @monethamrin.
Baca: Kesiapan Bandara Ngurah Rai untuk Layani Parkir Pesawat Tamu IMF-WB 2018
Lewat cuitannya, Chatib Basri menyebutkan pemerintah mengajukan diri menjadi tuan rumah pertemuan IMF-WB tahunan pada September 2014.
Barulah pada Oktober 2015 Indonesia terpilih menjadi tuan rumah IMF-WB.
"Ya benar, bersama Bank Indonesia, pemerintah Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah pertemuan tahunan September 2014.
Prosesnya tidak mudah, bersaing dengan negara-negara lain.
Indonesia dipilih menjadi tuan rumaj Oktober 2015, kalau saya tidak salah."
4. Delegasi IMF-WB 2018 berikan bantuan untuk korban gempa Lombok dan Palu
Para delegasi IMF-WB 2018 berinisiatif untuk memberikan bantuan bagi korban gempa Lombok dan Palu lewat program 'A Cup for Lombok'.
Nantinya setiap gelas yang diminum rencananya akan dihitung senilai Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
Baca: Ada Pertemuan IMF-WB, Fahri Hamzah Singgung Recovery Lombok