Mahfud MD Minta Masyarakat Tak Buru-buru Bilang Bencana Alam sebagai Azab, Ini Penjelasannya
Mahfud MD meminta masyarakat agar tak buru-buru menyimpulkan, musibah bencana alam sebagai azab. Ini penjelasannya.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD meminta masyarakat agar tak buru-buru menyimpulkan, musibah tsunami yang terjadi Banten dan Lampung sebagai azab.
Hal tersebut ia ungkapkan lewat cuitan di akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Minggu (23/12/2018).
Semula, Mahfud MD ikut menyampaikan duka cita atas musibah tsunami yang terjadi di Banten, Sabtu (22/12/2018).
"Innaa lillaah wa innaa ilaihi raji'un", kita berduka atas musibah tsunami di Anyer."
"Kepada semua korban, tanpa membedakan asal usulnya, kita doakan semoga mendapat tempat yg baik di sisi-Nya," tulis Mahfud MD.
Lebih lanjut pakar hukum dan tata negara itu menulis, tsunami adalah sunnatullah bekerjanya alam yang bisa menimpa siapa saja.
"Tsunami adl sunnatullah bekerjanya alam yg bisa menimpa siapa saja," lanjutnya.
Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat tak buru-buru bilang, bencana alam seperti tsunami merupakan azab dari Allah.
Menurut pria asal Madura tersebut, menyimpulkan musibah sebagai azab merupakan hal yang tidak tepat.
Pasalnya, banyak orang baik dari komunitas yang tidak jahat, yang menjadi korban bencana alam tersebut.
"Selain itu kesimpulan spt itu menafikan sifat kasih saya Allah."
"Tsunami adl sunnatullah bekerjanya alam," sambung Mahfud MD lagi.
Cuitan Mahfud MD tersebut menuai respons dari netter.
Satu di antaranya akun PikachuMan yang menulis, agar musibah ini tak disebut sebagai ujian karena ujian hanya pada mereka yang beriman.
"sedangkan kita belum tentu demikian, Prof?!?" tanya akun tersebut.
Cuitan ini pun dibenarkan oleh Mahfud MD yang sekali lagi menegaskan, bila bencana alam tersebut adalah sunnatullah.
Mahfud MD mengaku perlu menyampaikan hal itu lantaran bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia sebelumnya, yaitu gempa dan tsunami di Palu dan Lombok, dikontroversikan secara politik.
"Yg satu bilang adzab, yg lain bilang ujian."
"Pd-hal korbannya bercampur2 aliran politiknya dan banyak org baiknya."
"Allah maha pengasih, tak mungkin mengadzab dgn membabi buta. Itu sunnatullah," tulisnya.
Selain itu, Mahfud MD juga merespons cuitan netter lain yang menurut Mahfud pertanyaan netter itu terlalu rumit.
Menurut Mahfud MD, apakah suatu bencana merupakan azab, ujian, atau ibrah tak perlu dikaitkan dengan satu bencana.
"Yg penting, apakah itu adzab, ujian, atau ibrah maka solusinya sama, yakni bertaqwa kpd Allah SWT.
"Oke/tak oke, itulah jawabannya," tulisnya.
Selain itu, Mahfud MD juga me-retweet beberapa cuitan lain yang sepakat dengan dirinya.
Sebagaimana diketahui, tsunami terjadi di wilayah pantai di sekitar kawasan Selat Sunda.
Hingga pukul 13.00 WIB, jumlah korban yang meninggal mencapai 168 orang, 745 orang luka-luka, 30 orang hilang, 556 rumah rusak, dan kerusakan fisik lainnya.
"Penanganan terus dilakukan. Evakuasi korban masih berlangsung," kata Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)